Jayapura (Antara Papua) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua membutuhkan dukungan internasional seperti LSM atau pemerhati lingkungan semisal "Wildlife Conservation Society" dan "James Cook University Australia" terkait upaya pelestarian hutan.
Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Papua Elia Loupatty, di Jayapura, Selasa, mengatakan peerintah daerah di Papua tetap berkomitmen untuk menjaga kelestarian hutan.
"Kami mengharapkan dukungan LSM dunia maupun pemerhati lingkungan hidup, komitmen Papua dalam menjaga hutan patut diakui, mengingat upaya keras Pemprov Papua masih dipandang biasa-biasa saja oleh semua pihak," katanya.
Elia menyontohkan adanya perjanjian bahwa Papua akan mendapat kompensasi "carbon treat" karena menjaga hutan, namun hingga kini perjanjian tersebut belum juga terealisasi.
"Tidak hanya itu, penghargaan khusus kepada pemda dan rakyat Papua pun seolah tidak ada sehingga terkesan kami tidak dihargai baik secara nasional maupun internasional," ujarnya.
Menurut Elia, sebagian besar areal hutan di Papua masih terlindungi atau tak tergusur oleh pembangunan, dan area hutan yang dikelola hanya sekitar 10-17 persen.
"Yang kami olah hutannya hanya sekitar 10-17 persen sehingga dunia tidak perlu risau dan ragu bahwa kami tidak akan menggunakan hutan secara sembarangan," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya menyambut baik kedatangan LSM dan pemerhati lingkungan dunia bersama pejabat Sekretariat Kepresidenan ke Papua guna mengkaji penggunaan ruang serta lahan untuk pembangunan jalan dengan tujuan agar kerusakan lingkungan semakin rendah. (*)