Jayapura (Antara Papua)- Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) mengapresiasi terobosan Dinas Kesehatan Provinsi Papua yakni menempatkan personil satuan tugas kesehatan kaki telanjang dan satuan pelayanan terapung untuk melayani warga yang berdomisili didaerah terpencil selama tiga tahun terakhir.
"Saya selaku Direktur UP2KP mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua yakni menempatkan personil satgas kaki telanjang dan terapung di daerah terpencil," kata Agustinus Raprap, di Jayapura, Rabu.
Ia mengatakan, dana otonomi khusus yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi untuk Dinas Kesehatan Papua sebesar 20 persen itu dimaksimalkan untuk membiayai dan menempatkan personil satgas kaki telanjang dan terapung.
Penempatan personil satgas kaki telanjang dan terapung itu untuk memperkuat pelayanan kesehatan, sehingga pelayanan kesehatan yang tadinya tidak ada menjadi ada di kampung-kampung.
Menurut dia, yang paling terasa adalah personil satgas kaki telanjang, karena mereka harus berjalan kaki untuk mencari warga yang hidup dibalik gunung dan lembah yang hingga kini masih sulit untuk mendapatkan akses layanan kesehatan.
"Jadi satgas kaki telanjang ini rata-rata bukan tinggal di puskesmas, tetapi mereka tinggal di kampung-kampung yang sangat miris skali bahkan sama skali tidak ada pelayanan kesehatan," ujarnya.
Ia menambahkan, Dinas Kesehatan Provinsi Papua mulai menempatkan personil satgas kijang dan terapung sejak 2015 hingga tahun ini.
Kepala Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Dinkes Papua, Lesman Tabuni mengatakan pada 2015 direkrut 80 orang satgas dan ditempatkan di masing-masing puskesmas di sembilan kabupaten yang ada di provinsi Papua.
Kemudian pada 2016 jumlah tenaga satgas kesehatan yang diterima sebanyak 162 orang dan ditempatkan di 27 titik puskesmas yang ada di 18 kabupaten di provinsi Papua.
Selanjutnya, tahun ini Dinas Kesehatan Provinsi Papua kembali merekrut sebanyak 120 orang personil satuan tugas kesehatan baik kaki telanjang (jalur darat), terbang (jalur udara), maupun terapung (jalur sungai/laut) untuk ditempatkan di daerah terpencil.
Satgas Kijang merupakan tim kesehatan yang melayani pasien dengan cara berjalan kaki ke rumah penduduk, sedangkan Sapel terbang dan terapung melayani pasien dengan cara menempuh lokasi sasaran menggunakan pesawat dan perahu motor. (*)
Berita Terkait
Kasus 3.000 batang kayu ilegal Jayapura dinaikkan ke penyidikan
Jumat, 19 April 2024 14:07
KLHK: Menanam satu pohon untuk hasilkan oksigen
Jumat, 19 April 2024 14:05
Polres Jayapura sebut 281 peserta lolos pemeriksaan administrasi penerimaan Polri
Jumat, 19 April 2024 12:05
Pemprov Papua harga bahan pokok terpantau stabil setelah lebaran 2024
Jumat, 19 April 2024 2:24
Dispora Jayapura bantu sarana dan prasarana ke wirausaha muda OAP
Kamis, 18 April 2024 22:21
Klasis Waibu Moi gelar seminar Jejak Pekabaran Injil Sentani
Kamis, 18 April 2024 21:00
Telkom terus tambah kapasitas bandwith Papua Pegunungan
Kamis, 18 April 2024 19:31
Kelompok tani hutan Rimba Jaya Biak Timur produksi minyak kayu putih
Kamis, 18 April 2024 18:34