Timika (Antara Papua) - Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mimika menilai penerbangan pesawat perintis ke Bandara Mulu, Tsinga, Distrik Tembagapura selama ini belum efektif untuk menjawab permasalahan transportasi yang murah dan nyaman bagi masyarakat setempat.
Kepala Dishubkominfo Mimika John Rettob di Timika, Rabu, mengatakan masyarakat Kampung Tsinga dan beberapa kampung lain di sekitar itu belum efektif memanfaatkan jasa penerbangan pesawat perintis dari Timika ke Mulu maupun sebaliknya.
Padahal penerbangan pesawat perintis ke wilayah itu rutin dilakukan empat kali sepekan yakni dua kali dengan subsidi penerbangan dari APBN ditambah dua kali subsidi penerbangan dari APBD Mimika.
"Selama ini masyarakat kurang maksimal menggunakan penerbangan perintis ke Mulu. Kalau dari Mulu ke Timika biasanya selalu ada penumpang, tapi kalau dari Timika ke Mulu tidak ada penumpang karena pesawat hanya mengangkut barang," jelas John.
Menurunnya jumlah penumpang penerbangan perintis ke Mulu lantaran letak bandara tersebut yang berada di puncak gunung. Adapun permukiman masyarakat berada di lembah Tsinga.
Untuk menumpang pesawat dari Mulu ke Timika, masyarakat Tsinga dan kampung-kampung di sekitar itu harus mendaki gunung dengan kondisi tanjakan yang cukup terjal.
"Beberapa waktu lalu PT Freeport berencana membuka akses jalan dari Tsinga ke Mulu, tetapi karena terbentur masalah tanah makanya jalan itu belum juga dibuka sampai sekarang. Itulah sebabnya hingga kini Bandara Mulu terkesan sangat terpencil dan belum bisa menjadi solusi bagi permasalahan transportasi yang sulit dan mahal selama ini," ujar John.
Bandara Mulu dengan panjang 600 meter dan lebar 18 meter yang berada pada ketinggian lebih dari 2.000 meter dpl dibangun oleh PT Freeport Indonesia dan mulai dioperasikan pada Februari 2011.
Pembangunan Bandara Mulu di Kampung Tsinga dan juga Bandara Anggoinggin di Kampung Aroanop, Distrik Tembagapura merupakan bagian dari komitmen PT Freeport bagi masyarakat asli Suku Amungme yang bermukim di tiga desa (Waa-Banti, Aroanop, dan Tsinga) yang berdekatan dengan area pertambangan PT Freeport. (*)
Berita Terkait
Prodi Agro Teknologi Musamus satu-satunya terakreditasi unggul di Papua
Rabu, 24 April 2024 17:22
Pemprov: 126 pokmaswas bantu awasi laut di Papua dari penggunaan peledak
Rabu, 24 April 2024 15:05
Pemprov Papua identifikasi potensi komoditas dorong ekspor
Rabu, 24 April 2024 15:04
SMKN 3 Jayapura teken MoU dengan dunia kerja dan industri
Rabu, 24 April 2024 13:48
OJK Papua sosialisasikan tindak pidana jasa keuangan ke penegak hukum
Rabu, 24 April 2024 13:46
Masyarakat adat Biak ikut merawat alam dengan tanam pohon damar
Rabu, 24 April 2024 12:47
10 organisasi perangkat daerah Pemkab Biak kelola dana Otsus Papua 2024
Rabu, 24 April 2024 12:24
Tokoh adat imbau masyarakat tak rusak CAP Cycloop Papua
Rabu, 24 April 2024 11:32