Jayapura (ANTARA News) - PT Freeport Indonesia melibatkan 60 ahli penyelamat yang berpengalaman dalam kegiatan bawah tanah dalam operasi penyelamatan sejumlah pekerja perusahaan itu yang terperangkap reruntuhan terowongan.
Daisy Primayanti, vice president Corporate Communications PT Freeport Indonesia dalam siaran pers kepada Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan para anggota tim penyelamat PT Freeport berhasil membuka dua akses untuk masuk menuju lokasi insiden yang dapat digunakan untuk masuk alat berat agar proses penyelamatan dan pemulihan dapat dipercepat.
"Tim kini sedang bekerja dengan penuh ketelitian untuk melakukan evakuasi terhadap 23 pekerja yang saat ini masih terperangkap dalam reruntuhan," ujarnya.
Daisy mengungkapkan sejauh ini belum ada perkembangan terbaru terkait dengan status pekerja yang terperangkap.
"Para karyawan yang dipercaya tertimbun reruntuhan pada 15 Mei adalah sebanyak 38 orang," tandasnya.
Lebih lanjut Daisy menjelaskan hingga saat ini korban yang selamat berjumlah 10 orang, korban yang meninggal dunia sebanyak 5 orang dan korban yang belum diketahui sebanyak 23 orang.
Ia mengatakan terjadi kesimpangsiuran keadaan pascaruntuhnya bagian terowongan, dan terjadi kesalahan dalam penghitungan jumlah pekerja yang terperangkap.
"Tim penyelamat pada awalnya menganggap terdapat 39 pekerja yang terperangkap di dalam reruntuhan, namun kemudian terungkap bahwa salah satu di antara pekerja tersebut berhasil meloloskan diri tanpa terluka," urainya.
Sebelumnya terjadi insiden runtuhnya terowongan di area fasilitas pelatihan Big Gossan. Diduga puluhan pekerja tertimpa longsoran.
(KR-HDK/N002)
Daisy Primayanti, vice president Corporate Communications PT Freeport Indonesia dalam siaran pers kepada Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan para anggota tim penyelamat PT Freeport berhasil membuka dua akses untuk masuk menuju lokasi insiden yang dapat digunakan untuk masuk alat berat agar proses penyelamatan dan pemulihan dapat dipercepat.
"Tim kini sedang bekerja dengan penuh ketelitian untuk melakukan evakuasi terhadap 23 pekerja yang saat ini masih terperangkap dalam reruntuhan," ujarnya.
Daisy mengungkapkan sejauh ini belum ada perkembangan terbaru terkait dengan status pekerja yang terperangkap.
"Para karyawan yang dipercaya tertimbun reruntuhan pada 15 Mei adalah sebanyak 38 orang," tandasnya.
Lebih lanjut Daisy menjelaskan hingga saat ini korban yang selamat berjumlah 10 orang, korban yang meninggal dunia sebanyak 5 orang dan korban yang belum diketahui sebanyak 23 orang.
Ia mengatakan terjadi kesimpangsiuran keadaan pascaruntuhnya bagian terowongan, dan terjadi kesalahan dalam penghitungan jumlah pekerja yang terperangkap.
"Tim penyelamat pada awalnya menganggap terdapat 39 pekerja yang terperangkap di dalam reruntuhan, namun kemudian terungkap bahwa salah satu di antara pekerja tersebut berhasil meloloskan diri tanpa terluka," urainya.
Sebelumnya terjadi insiden runtuhnya terowongan di area fasilitas pelatihan Big Gossan. Diduga puluhan pekerja tertimpa longsoran.
(KR-HDK/N002)