Jayapura (ANTARA News) - Ketua Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua Pendeta Alberth Joku, S.Th mengatakan cara dan gaya blusukan calon presiden 2014, Jokowi bisa memadamkan aksi protes di tengah warga.

"Pendekatan Jokowi dengan cara blusukan dan sebagainya ini, sebenarnya mempunyai nilai yang sangat mampu memadamkan aksi protes dan sebagainya di tengah warga masyarakat. Ini kalau pemimpin bisa ketemu dan berbicara sama rakyat secara langsung pasti berbagai masalah akan selesai," katanya menanggapi gaya blusukan Jokowi di Kabupaten dan Kota Jayapura, Papua, Jumat.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Jokowi yang merupakan calon presiden Indonesia berikutnya di dua kota yang ada di Provinsi Papua, dengan cara blusukan ke sejumlah tempat patut dicontoh dan diteladani oleh pemimpin-pemimpin lainnya, sehingga, menurut Pendeta Alberth, kepemimpinan gaya Jokowi patut diberikan apresiasi.

"Sebagai ketua Sinode GKI di Tanah Papua, saya apresiasi agar Pilpres nanti berjalan aman dan damai. Dan kita sudah cukup lama dipimpin oleh mantan militer, kalau bisa periode ini kita doakan untuk sipil memimpin. TNI/Polri bisa kembali ke posisinya, sehingga kita bisa lihat bagaimana keadaannya bisa berubah jika dipimpin oleh sipil seperti gaya Jokowi," katanya.

Beberapa waktu belakangan ini, banyak kekerasan yang kerap terjadi di tanah air, mulai dari tindakan kriminalitas, terorisme, sengketa Pilkada hingga perbuatan intoleran antara umat agama. "Kita selalu merasa terbawa tidak aman, ada terorisme, ada kriminal, intoleran dan sebagainya, sehingga ada orang bilang sebaiknya ada militer sehingga itu aman. Tapi gaya blusukan Jokowi menghadapi masalah di tengah warga sudah terbukti dan teruji."

Harapannya nanti jika Jokowi terpilih sebagai presiden, kata Pendeta Alberth, "Harapan terbesar, harapan saya, Pak Jokowi sudah dua kali datang ke Papua, tolong perhatikan pembangunan sumber daya manusia dan pendekatan kemanusiaan menyelesaikan soal-soal kemanusiaan di Papua."

"Kita selalu bilang Papua tidak aman, tapi jauh disana, di pedalaman, banyak orang Papua tidak tersentuh pendidikan dan kesehatan. Dan ini harus ada hati untuk kerjakan itu. Dan Jokowi harapannya."

Sementara itu ketua Forum Komunlasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua Pendeta Herman Saud, S.Th mengatakan bahwa Jokowi jika terpilih jadi presiden ketujuh di Indonesia, harus ada penegakkan hukum secara adil di daerah itu. "Kami harap jadikan hukum sebagi panglima dan selesaikan semua masalah hukum yang ada di Papua termasuk perangi korupsi. Dan sikap intoleran di Indonesia," katanya.

Terlebih, lanjut Pendeta Herman, produk hukum di masa Orde Baru dan Orde Lama harus direvisi, karena sudah tidak sesuai dengan kehidupan masa kini. "Itu yang kami harapkan dari Jokowi. Perhatikan masyarakat Papua, baik kelebihan dan kekurangannya, sehingga kita bisa selalu hidup sejajar dengan daerah lainnya di Indonesia," katanya.

Jokowi berada di Kabupaten dan Kota Jayapura bersama istri dan kedua anaknya itu, sejak Kamis (5/6) pagi. Jokowi bersama sejumlah kader koalisi partai pendukung di Papua langsung blusukan ke pasar Prahara bertemu dengan para pedagang disana.

Kemudian berkunjung ke Taman Makam Pahlawan Kesuma Bangsa Trikora Waena, ke Kampung Yoka, Kota Jayapura dan makan siang bersama di salah satu restauran ternama di daerah itu. Sempat hadiri acara deklarasi dukung dirinya menjadi presiden Indonesia di Gor Waringin. Dan malamnya sempat blusukan ke Pasara Sementara Mama-mama Papua di pusat Kota Jayapura.

Pagi ini, Jokowi yang berpasanagan dengan Jusuf Kalla itu dijadwalkan akan melanjutkan kampanye Pilpres ke daerah lainnya di Indonesia.

Pemilu presiden pada 9 Juli akan diikuti dua pasangan capres dan cawapres yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. (*)

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor :
Copyright © ANTARA 2024