Jayapura (ANTARA News) - Jenazah Bripda Prayoga Aksel Jeteru Ginuni yang kini disemayamkan di Asrama Mamoribo, Kota Jayapura, Papua, akan dikirimkan ke Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu (30/7) siang menggunakan penerbangan Garuda Indonesia.
"Jenazah Bripda Prayoga sementara disemayamkan di Asrama Mamoribo," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo di Jayapura, Selasa sore.
Sementara itu, jenazah Bripda Zulkifli pukul 16.00 WIT dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kesuma Bangsa Trikora Waena, Kota Jayapura.
Tante Bripda Prayoga, Pdt Merry Kabes, saat ditemui ANTARA News, Selasa sore, di Asrama Mamoribo Padang Bulan mengatakan bahwa almarhum keponakannya adalah anak kedua dari tiga bersaudara.
"Tahun lalu, mamanya meninggal karena kaget mengira anaknya kena tembak di Lanny Jaya. Sekarang Prayoga yang kami terima kabar dan meninggal karena kena tembak," katanya dengan mimik sedih.
Prayoga, kata Pdt Merry, merupakan sosok anak yang sabar dan baik, serta kebanggaan keluarga karena menjadi seorang abdi negara.
"Kami breharap peristiwa ini menjadi perhatian semua pihak. Kalau bisa Kabupaten Lanny Jaya dan Puncak Jaya yang sering terjadi penembakan ditutup saja," katanya.
Di kedua kabupaten itu, kata aktivis LSM P3W tersebut, kerap kali diberitakan terjadi aksi kekerasan terhadap masyarakat sipil dan aparat TNI/Polri.
"Seharusnya Pemda setempat memberikan perhatian lebih terkait kasus penembakan. Apakah memang betul ada aspirasi lain atau konflik kepentingan," katanya.
Menurut dia, jika saja penembakan itu yang menjadi korban adalah salah satu warga Pegunungan Tengah Papua, sudah pasti mereka akan menuntut ganti rugi, tapi saat ini yang menjadi korban adalah anak pesisir pantai atau non-Papua.
"Kami mohon ada keadilan. TNI/Polri harus ungkap penembakan ini, kami sebagai keluarga merasa ada hal lain sampai ada penembakan," katanya.
Jenazah almarhum Bripda Prayoga dan Bripda Zulkifili pada Selasa siang sekitar pukul 13.30 WIT tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura menggunakan penerbangan Trigana Air. (*)
"Jenazah Bripda Prayoga sementara disemayamkan di Asrama Mamoribo," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo di Jayapura, Selasa sore.
Sementara itu, jenazah Bripda Zulkifli pukul 16.00 WIT dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kesuma Bangsa Trikora Waena, Kota Jayapura.
Tante Bripda Prayoga, Pdt Merry Kabes, saat ditemui ANTARA News, Selasa sore, di Asrama Mamoribo Padang Bulan mengatakan bahwa almarhum keponakannya adalah anak kedua dari tiga bersaudara.
"Tahun lalu, mamanya meninggal karena kaget mengira anaknya kena tembak di Lanny Jaya. Sekarang Prayoga yang kami terima kabar dan meninggal karena kena tembak," katanya dengan mimik sedih.
Prayoga, kata Pdt Merry, merupakan sosok anak yang sabar dan baik, serta kebanggaan keluarga karena menjadi seorang abdi negara.
"Kami breharap peristiwa ini menjadi perhatian semua pihak. Kalau bisa Kabupaten Lanny Jaya dan Puncak Jaya yang sering terjadi penembakan ditutup saja," katanya.
Di kedua kabupaten itu, kata aktivis LSM P3W tersebut, kerap kali diberitakan terjadi aksi kekerasan terhadap masyarakat sipil dan aparat TNI/Polri.
"Seharusnya Pemda setempat memberikan perhatian lebih terkait kasus penembakan. Apakah memang betul ada aspirasi lain atau konflik kepentingan," katanya.
Menurut dia, jika saja penembakan itu yang menjadi korban adalah salah satu warga Pegunungan Tengah Papua, sudah pasti mereka akan menuntut ganti rugi, tapi saat ini yang menjadi korban adalah anak pesisir pantai atau non-Papua.
"Kami mohon ada keadilan. TNI/Polri harus ungkap penembakan ini, kami sebagai keluarga merasa ada hal lain sampai ada penembakan," katanya.
Jenazah almarhum Bripda Prayoga dan Bripda Zulkifili pada Selasa siang sekitar pukul 13.30 WIT tiba di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura menggunakan penerbangan Trigana Air. (*)