Jayapura (Antara Papua) - Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano mengaku dari hasil kunjungannya masih banyak pasien asal Ibu Kota Provinsi Papua itu memadati Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II Jayapura.
"Saya akan mengecek, apakah ketersediaan obat berkurang,atau kah tenaga medis kita yang terlambat datang ke Puskesmas sehingga pasien ke rumah sakit. Seharusnya hanya penyakit gawat yang membutuhkan peralatan canggih saja yang di rujuk ke rumah sakit," kata Wali Kota Benhur di Jayapura, Kamis.
Benhur mengingatkan, petugas yang melayani di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu) untuk bekerja maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. "Pelayanan di Puskesmas dan Pustu harus maksimal," ujarnya.
Menurut Wali Kota yang akrab disapa BTM itu mengaku, pihaknya telah melakukan pemantauan di Rumah Sakit Umum Dok II Jayapura pada beberapa waktu lalu. "Disana banyak sekali warga kota yang dirawat, kebanyakan dirawat karena demam, malaria dan muntaber," ujarnya.
Mantan Kepala Distrik Abepura itu mengatakan, seharusnya para pasien tersebut dilayani di Puskesmas, tidak ke rumah sakit. "Harusnya dilayani di Puskesmas bukan di rumah sakit," ujarnya.
Penyakit-penyakit itu bisa ditangani di Puskesmas. "Jangan hanya karena penyakit ringan lalu masyarakat mengeluarkan biaya yang besar untuk membayar rumah sakit," ujarnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, kata dia, pihaknya akan melakukan pengecekan di 12 Puskesmas yang ada di Kota Jayapura. "Kami akan cek ke Puskesmas dalam waktu dekat," ujarnya.
Selain Puskesmas, lanjut dia, ada juga pustu untuk melayani masyarakat yang membutuhkan perawatan. "Kadang juga petugas-petugas pustu tidak ada ditempat, itu yang membuat masyarakat kecewa," ujar mantan Kepala Distrik Abepura itu.
Dia meminta kepada para pejabat Dinas Kesehatan agar tidak hanya duduk dibalik meja tetapi harus turun lapangan untuk memantau kondisi Puskesmas. "Saya minta Dinas Kesehatan, jangan hanya duduk di balik meja saja, harus rutin mengunjungi Puskesmas, Pustu, untuk melihat stok obat ataupun kehadiran perawat disana," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Dolarina de Breving yang ditemui secara terpisah mengatakan, pihaknya akan memprogramkan program yang inovatif dan telah dilakukan Pustu dan Puskesmas. "Ketidak maksimalnya dalam pelayanan selama ini karena faktor keamanan di kampung," ujarnya. (*)
"Saya akan mengecek, apakah ketersediaan obat berkurang,atau kah tenaga medis kita yang terlambat datang ke Puskesmas sehingga pasien ke rumah sakit. Seharusnya hanya penyakit gawat yang membutuhkan peralatan canggih saja yang di rujuk ke rumah sakit," kata Wali Kota Benhur di Jayapura, Kamis.
Benhur mengingatkan, petugas yang melayani di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu) untuk bekerja maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. "Pelayanan di Puskesmas dan Pustu harus maksimal," ujarnya.
Menurut Wali Kota yang akrab disapa BTM itu mengaku, pihaknya telah melakukan pemantauan di Rumah Sakit Umum Dok II Jayapura pada beberapa waktu lalu. "Disana banyak sekali warga kota yang dirawat, kebanyakan dirawat karena demam, malaria dan muntaber," ujarnya.
Mantan Kepala Distrik Abepura itu mengatakan, seharusnya para pasien tersebut dilayani di Puskesmas, tidak ke rumah sakit. "Harusnya dilayani di Puskesmas bukan di rumah sakit," ujarnya.
Penyakit-penyakit itu bisa ditangani di Puskesmas. "Jangan hanya karena penyakit ringan lalu masyarakat mengeluarkan biaya yang besar untuk membayar rumah sakit," ujarnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, kata dia, pihaknya akan melakukan pengecekan di 12 Puskesmas yang ada di Kota Jayapura. "Kami akan cek ke Puskesmas dalam waktu dekat," ujarnya.
Selain Puskesmas, lanjut dia, ada juga pustu untuk melayani masyarakat yang membutuhkan perawatan. "Kadang juga petugas-petugas pustu tidak ada ditempat, itu yang membuat masyarakat kecewa," ujar mantan Kepala Distrik Abepura itu.
Dia meminta kepada para pejabat Dinas Kesehatan agar tidak hanya duduk dibalik meja tetapi harus turun lapangan untuk memantau kondisi Puskesmas. "Saya minta Dinas Kesehatan, jangan hanya duduk di balik meja saja, harus rutin mengunjungi Puskesmas, Pustu, untuk melihat stok obat ataupun kehadiran perawat disana," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Dolarina de Breving yang ditemui secara terpisah mengatakan, pihaknya akan memprogramkan program yang inovatif dan telah dilakukan Pustu dan Puskesmas. "Ketidak maksimalnya dalam pelayanan selama ini karena faktor keamanan di kampung," ujarnya. (*)