Jayapura (Antara Papua) - Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan menegaskan bahwa TNI lahir dan berasal dari rakyat sehingga berkewajiban melindungi dan membantu rakyat, bukan menjadi lawan atau musuh rakyat.
"Perlu diketahui TNI berasal dari rakyat dan akan kembali menjadi rakyat, sehingga antara TNI dan rakyat tidak bisa dipisahkan," kata Mayjen Fransen saat tatap muka dengan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Cenderawasih (Uncen), di ruang Cycloops Makodam Cenderawasih, Kota Jayapura, Kamis.
Penegasan Pangdam Cenderawasih itu, dituangkan dalam siaran pers yang juga diterima Antara di Jayapura, Papua.
Menurut Fransen, TNI tidak pernah merasa dendam, rasa benci kepada siapapun, karena yang ada dalam benak TNI adalah ingin membantu dan melindungi rakyat.
Apabila ada kelompok tertentu yang mengganggu rakyat maka akan berhadapan dengan TNI, khususnya di wilayah Papua siapapun yang akan menindas rakyat Papua maka TNI akan turun bersama rakyat untuk menghadapinya.
"Untuk itu, kita semua harus bangga menjadi bangsa Indonesia, termasuk orang Papua juga harus bangga menjadi bangsa Indonesia. Karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan TNI akan selalu bersama-sama rakyat melaksanakan kegiatan yang berguna untuk membantu kesejahteraan rakyat," katanya.
Pada kesempatan itu juga Mayjen Fransen memberikan pencerahan rohani bagi perwakilan mahasiswa kampus tertua di Papua itu, bahwa tiap pribadi manusia harus memiliki iman yang kuat, sebagai dasar hidup sehingga dalam menghadapi tantangan dan persoalan bisa dilalui dengan bijak dan mendapatkan jalan keluar.
"Kita sebagai manusia harus memiliki iman yang kuat, karena jika hidup tanpa di dasari iman maka hidup orang itu seperti mati. Ketika seorang berkata ia beriman kepada Tuhan, berarti ia mempercayai kebenaran Tuhan dan menjalankan hidup sesuai dengan kebenaran iman itu," katanya.
"Jadi, iman bukan sekedar pengakuan di mulut, tetapi penerimaan akan kebenaran Tuhannya yang dihidupi. Keimanan bukan hanya melihat kekacauan yang ada di mana-mana, tetapi juga kita melihat yang ada di sorga dan rencana Tuhan pasti berlaku dalam hidup orang yang beriman," lanjutnya.
Mayjen Fransen yang pernah menjabat sebagai Danrem Sorong, Papua Barat itu juga mengatakan rasa percaya kepada Tuhan dari orang yang beriman adalah orang yang mengarahkan pandangannya secara baik dan benar, bukan mereka orang yang melarikan diri dari dunia.
"Orang yang beriman kepada Tuhan adalah orang yang mendapatkan kekuatan yang besar dalam hidupnya, sehingga hidup mereka dipakai untuk menjadi berkat terbesar bagi umat manusia. Orang yang mampu untuk merubah dunia menjadi lebih baik adalah orang-orang yang beriman," katanya.
Hadir dalam acara tatap muka atau audiens tersebut Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Arh Rikas Hidayatullah, Kajasdam Kolonel Inf Ketut Budiastawa, Waasops, dan waaspers.
Dan dari Mahasiswa Uncen, terdiri dari Ketua BEM Uncen Yoan A Wambitman, Wakil Ketua BEM Maickel Yarisetow, Bendahara BEM Regina Edoway, Ketua MPM Uncen Leo Himan, Wakil Ketua MPM Fredy Loho, Ketua BEM Hukum Hendra Wasaraka.
Hadir pula, Ketua BEM Mipa Paskalis Boma, Ketua BEM Fisip Zhet Wenda, Ketua BEM Teknik Arius Yahuli, Ketua BEM FKM Naldo Sawatorey, Ketua KMK Uncen Elias Wahuse, Ketua PMK Uncen Liza Mitriyani, Ketua Departemen Timbul Siregar dan Puput Mirawati. (*)
"Perlu diketahui TNI berasal dari rakyat dan akan kembali menjadi rakyat, sehingga antara TNI dan rakyat tidak bisa dipisahkan," kata Mayjen Fransen saat tatap muka dengan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Cenderawasih (Uncen), di ruang Cycloops Makodam Cenderawasih, Kota Jayapura, Kamis.
Penegasan Pangdam Cenderawasih itu, dituangkan dalam siaran pers yang juga diterima Antara di Jayapura, Papua.
Menurut Fransen, TNI tidak pernah merasa dendam, rasa benci kepada siapapun, karena yang ada dalam benak TNI adalah ingin membantu dan melindungi rakyat.
Apabila ada kelompok tertentu yang mengganggu rakyat maka akan berhadapan dengan TNI, khususnya di wilayah Papua siapapun yang akan menindas rakyat Papua maka TNI akan turun bersama rakyat untuk menghadapinya.
"Untuk itu, kita semua harus bangga menjadi bangsa Indonesia, termasuk orang Papua juga harus bangga menjadi bangsa Indonesia. Karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan TNI akan selalu bersama-sama rakyat melaksanakan kegiatan yang berguna untuk membantu kesejahteraan rakyat," katanya.
Pada kesempatan itu juga Mayjen Fransen memberikan pencerahan rohani bagi perwakilan mahasiswa kampus tertua di Papua itu, bahwa tiap pribadi manusia harus memiliki iman yang kuat, sebagai dasar hidup sehingga dalam menghadapi tantangan dan persoalan bisa dilalui dengan bijak dan mendapatkan jalan keluar.
"Kita sebagai manusia harus memiliki iman yang kuat, karena jika hidup tanpa di dasari iman maka hidup orang itu seperti mati. Ketika seorang berkata ia beriman kepada Tuhan, berarti ia mempercayai kebenaran Tuhan dan menjalankan hidup sesuai dengan kebenaran iman itu," katanya.
"Jadi, iman bukan sekedar pengakuan di mulut, tetapi penerimaan akan kebenaran Tuhannya yang dihidupi. Keimanan bukan hanya melihat kekacauan yang ada di mana-mana, tetapi juga kita melihat yang ada di sorga dan rencana Tuhan pasti berlaku dalam hidup orang yang beriman," lanjutnya.
Mayjen Fransen yang pernah menjabat sebagai Danrem Sorong, Papua Barat itu juga mengatakan rasa percaya kepada Tuhan dari orang yang beriman adalah orang yang mengarahkan pandangannya secara baik dan benar, bukan mereka orang yang melarikan diri dari dunia.
"Orang yang beriman kepada Tuhan adalah orang yang mendapatkan kekuatan yang besar dalam hidupnya, sehingga hidup mereka dipakai untuk menjadi berkat terbesar bagi umat manusia. Orang yang mampu untuk merubah dunia menjadi lebih baik adalah orang-orang yang beriman," katanya.
Hadir dalam acara tatap muka atau audiens tersebut Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Arh Rikas Hidayatullah, Kajasdam Kolonel Inf Ketut Budiastawa, Waasops, dan waaspers.
Dan dari Mahasiswa Uncen, terdiri dari Ketua BEM Uncen Yoan A Wambitman, Wakil Ketua BEM Maickel Yarisetow, Bendahara BEM Regina Edoway, Ketua MPM Uncen Leo Himan, Wakil Ketua MPM Fredy Loho, Ketua BEM Hukum Hendra Wasaraka.
Hadir pula, Ketua BEM Mipa Paskalis Boma, Ketua BEM Fisip Zhet Wenda, Ketua BEM Teknik Arius Yahuli, Ketua BEM FKM Naldo Sawatorey, Ketua KMK Uncen Elias Wahuse, Ketua PMK Uncen Liza Mitriyani, Ketua Departemen Timbul Siregar dan Puput Mirawati. (*)