Timika (Antara Papua) - Gereja-gereja Katolik di Timika, Papua, seperti Gereja Katolik Santo Stefanus Sempan, dipadati jemaat yang mengikuti perayaan Misa Malam Natal yang berlangsung Rabu.

Di Gereja Katolik Santo Stefanus Sempan Timika, perayaan Misa Malam Natal dipimpin Pastor Gabriel Ngga OFM dihadiri ribuan jemaat. Sebagian besar jemaat mengikuti Misa Malam Natal di pelataran gereja karena gedung tempat beribadah tersebut tidak cukup menampung seluruh jemaat.

Pastor Gabriel Ngga dalam pesan Natalnya mengajak umat kristiani membangun keluarga sebagai tempat bersemainya kasih Allah sehingga mengalirkan berkat dan kedamaian kepada anggota keluarga maupun orang lain.

"Ketika kasih mewarnai setiap keluarga maka di sana Allah hadir di tengah-tengah kita," ujar Pastor Gabriel.

Ia mengatakan selama ini Kota Timika diplesetkan sebagai kota `tiap minggu kacau` lantaran seringnya terjadi konflik antarpribadi, antarkelompok dan antarsuku, bahkan kasus kekerasan dalam rumah tangga.

Lantaran seringnya terjadi pertikaian antarkelompok suku di Timika mengakibatkan warga setempat merasa biasa-biasa saja ketika mendengar atau melihat terjadi kasus-kasus kekerasan.

Cara berfikir demikian, katanya, perlu diubah. Perubahan pola pikir tentang kekerasan juga akan mengubah pola perilaku dan tindakan setiap individu maupun anggota dari sebuah kelompok.

"Kasih akan mengubah kehidupan yang penuh dengan konflik menjadi kehidupan yang penuh dengan persaudaraan dan kekeluargaan. Jika setiap keluarga menjadikan rumahnya sebagai tempat doa maka pasti tidak akan ada konflik, kekerasan dan permusuhan," ujar Pastor Gabriel.

Perayaan Misa Malam Natal juga berlangsung di Gereja Katedral Tiga Raja Timika. Perayaan Misa Malam Natal di gereja tersebut berlangsung dua kali yakni pada pukul 17.00 WIT dan pukul 19.00 WIT.

Untuk mengamankan perayaan Misa Malam Natal, Polres Mimika menerjunkan anggotanya untuk mengatur arus lalu lintas di jalan masuk di setiap gereja yang menyelenggarakan Misa Malam Natal.

Pengamanan Misa Malam Natal hingga hari raya Natal di Timika juga melibatkan Pemuda Remaja Masjid setempat.

Meski perayaan Misa Malam Natal di Timika berlangsung aman sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, namun sejumlah jemaat merasa terganggu dengan bunyi-bunyian petasan dan mercon.

"Kita cukup terganggu karena bunyi-bunyian petasan dan mercon, padahal orang lagi ibadah. Seharusnya kita saling menghargai. Kami heran, koq polisi membiarkan petasan dan mercon dijual merajalela di Kota Timika," ujar Wilem, salah satu warga Jalan Sam Ratulangi Timika. (*)

Pewarta : Pewarta: Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024