Sentani (Antara Papua) - Lebih dari 30 unit angkutan umum jurusan Sentani-Waena, Provinsi Papua, mogok beroperasi lantaran kecewa dengan tarif baru yang ditetapkan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jayapura.
Mesak Engga, koordinator angkutan umum Jurusan Sentani-Waena, di Sentani, Rabu, mengatakan, aksi mogok itu sudah berlangsung sejak Selasa (17/2).
"Kami tidak terima dan tidak setuju dengan tarif baru yang ditetapkan oleh Dishub, pasalnya apa yang disampaikan Kadishub di media massa dengan yang tertulis di surat edaran bagi para sopir berbeda," katanya.
Menurut Mesak, pihak Dishub mengumumkan di media massa lokal adanya penurunan tarif angkutan khususnya untuk jurusan Sentani-Waena yang awalnya Rp7.000 menjadi Rp6.500, sedangkan dalam surat edaran ditulis turun menjadi Rp5.000.
"Jika dihitung-hitung, dengan tarif Rp5.000 belum dapat memenuhi setoran para sopir Sentani-Waena yang hanya diberikan dua kali giliran pulang-pergi (PP)," ujarnya.
Dia menjelaskan, seharusnya tarif angkutan ini sebelum diumumkan atau ditetapkan, harus ada koordinasi dan rapat bersama para sopir sehingga dapat memperoleh tarif yang sesuai.
"Penumpang saja tidak keberatan membayar Rp6.000, bahkan kadang ada yang memberi lebih hingga Rp6.500, tapi sayang tidak ada kejelasan lebih lanjut dari pihak Dishub," katanya lagi.
Dia menuturkan pihaknya akan terus melakukan aksi mogok hingga pihak Dishub dapat memberikan penjelasan dan solusi atas permasalahan perbedaan tarif angkutan ini.
Berdasarkan pantauan lapangan, sejak Selasa (17/2) hingga Rabu (18/2) tidak ada angkot jurusan Sentani-Waena yang beroperasi sehingga masyarakat yang hendak bepergian ke Jayapura terpaksa menyewa angkutan khusus.
Untuk membantu masyarakat Jayapura yang kesulitan transportasi ke Waena atau Jayapura, pihak Kepolisian Resort (Polres) Jayapura menyediakan satu unit truk yang bersedia pulang pergi mengantar masyarakat dari Sentani ke Waena. (*)
Mesak Engga, koordinator angkutan umum Jurusan Sentani-Waena, di Sentani, Rabu, mengatakan, aksi mogok itu sudah berlangsung sejak Selasa (17/2).
"Kami tidak terima dan tidak setuju dengan tarif baru yang ditetapkan oleh Dishub, pasalnya apa yang disampaikan Kadishub di media massa dengan yang tertulis di surat edaran bagi para sopir berbeda," katanya.
Menurut Mesak, pihak Dishub mengumumkan di media massa lokal adanya penurunan tarif angkutan khususnya untuk jurusan Sentani-Waena yang awalnya Rp7.000 menjadi Rp6.500, sedangkan dalam surat edaran ditulis turun menjadi Rp5.000.
"Jika dihitung-hitung, dengan tarif Rp5.000 belum dapat memenuhi setoran para sopir Sentani-Waena yang hanya diberikan dua kali giliran pulang-pergi (PP)," ujarnya.
Dia menjelaskan, seharusnya tarif angkutan ini sebelum diumumkan atau ditetapkan, harus ada koordinasi dan rapat bersama para sopir sehingga dapat memperoleh tarif yang sesuai.
"Penumpang saja tidak keberatan membayar Rp6.000, bahkan kadang ada yang memberi lebih hingga Rp6.500, tapi sayang tidak ada kejelasan lebih lanjut dari pihak Dishub," katanya lagi.
Dia menuturkan pihaknya akan terus melakukan aksi mogok hingga pihak Dishub dapat memberikan penjelasan dan solusi atas permasalahan perbedaan tarif angkutan ini.
Berdasarkan pantauan lapangan, sejak Selasa (17/2) hingga Rabu (18/2) tidak ada angkot jurusan Sentani-Waena yang beroperasi sehingga masyarakat yang hendak bepergian ke Jayapura terpaksa menyewa angkutan khusus.
Untuk membantu masyarakat Jayapura yang kesulitan transportasi ke Waena atau Jayapura, pihak Kepolisian Resort (Polres) Jayapura menyediakan satu unit truk yang bersedia pulang pergi mengantar masyarakat dari Sentani ke Waena. (*)