Jayapura (Antara Papua) - Cabang olahraga tolak peluru menyumbangkan medali emas pertama bagi Papua di ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik Senior dan Junior Kualifikasi PON XIX Jawa Barat yang berlangsung di Stadion Rawamangun Jakarta.
Staf Humas KONI Provinsi Papua Hans Bisay di Jayapura, Rabu, mengatakan atlet tolak peluru Andreas Rumangun berhasil melakukan tolakan sejauh 14,57 meter.
Dengan hasil tersebut maka peraih medali perak di ajang BIMP EAGA Malaysia 2014 itu dinyatakan lolos ke PON XIX Bandung Jawa Barat.
"Tolakannya melampaui limit PON sejauh 14,40 meter," katanya.
Hans menjelaskan urutan posisi kedua sekaligus peraih medali perak ditempati atlet Yogyakarta Bagas Jati Pamungkas dengan jarak tolakan 13,2 meter. Sedangkan medali perunggu jatuh ke tangan atlet Banten M Haryanto yang melakukan tolakan 13,12 meter.
Pada nomor Tolak Peluru Putra Senior, atlet Papua atas nama Donvinsen Sroyer berhasil lolos ke PON setelah melakukan tolakan sejauh 14,03 meter.
Final Tolak Peluru Junior pada Kejurnas Atletik Senior dan Junior Kualifikasi PON XIX Jawa Barat berlangsung di Stadion Rawangun Jakarta, Rabu (2/9), diikuti 11 atlet dari sembilan daerah yakni Provinsi Papua, Banten, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Riau, Kalimantan Utara, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Sementara itu, dua pelari Papua atas nama Edi Wenda dan Septinus Kadam yang turun di babak final lari 5.000 meter gagal mempersembahkan medali.
"Keduanya tidak mampu menyaingi pelari Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat yang menempati urutan teratas," katanya.
Untuk final lari 5.000 meter, medali emas diraih Nur Shodiq dari Yogyakarta yang berhasil mencapai finish dengan catatan waktu 15 menit 01 detik.
Medali perak jatuh ke tangan pelari Jawa Timur Acong Tio dengan catatan waktu 15 menit 06 menit dan medali perunggu diraih Samuel Lakolo dari Jabar dengan waktu 15 menit 25 detik. (*)
Staf Humas KONI Provinsi Papua Hans Bisay di Jayapura, Rabu, mengatakan atlet tolak peluru Andreas Rumangun berhasil melakukan tolakan sejauh 14,57 meter.
Dengan hasil tersebut maka peraih medali perak di ajang BIMP EAGA Malaysia 2014 itu dinyatakan lolos ke PON XIX Bandung Jawa Barat.
"Tolakannya melampaui limit PON sejauh 14,40 meter," katanya.
Hans menjelaskan urutan posisi kedua sekaligus peraih medali perak ditempati atlet Yogyakarta Bagas Jati Pamungkas dengan jarak tolakan 13,2 meter. Sedangkan medali perunggu jatuh ke tangan atlet Banten M Haryanto yang melakukan tolakan 13,12 meter.
Pada nomor Tolak Peluru Putra Senior, atlet Papua atas nama Donvinsen Sroyer berhasil lolos ke PON setelah melakukan tolakan sejauh 14,03 meter.
Final Tolak Peluru Junior pada Kejurnas Atletik Senior dan Junior Kualifikasi PON XIX Jawa Barat berlangsung di Stadion Rawangun Jakarta, Rabu (2/9), diikuti 11 atlet dari sembilan daerah yakni Provinsi Papua, Banten, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Riau, Kalimantan Utara, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Sementara itu, dua pelari Papua atas nama Edi Wenda dan Septinus Kadam yang turun di babak final lari 5.000 meter gagal mempersembahkan medali.
"Keduanya tidak mampu menyaingi pelari Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat yang menempati urutan teratas," katanya.
Untuk final lari 5.000 meter, medali emas diraih Nur Shodiq dari Yogyakarta yang berhasil mencapai finish dengan catatan waktu 15 menit 01 detik.
Medali perak jatuh ke tangan pelari Jawa Timur Acong Tio dengan catatan waktu 15 menit 06 menit dan medali perunggu diraih Samuel Lakolo dari Jabar dengan waktu 15 menit 25 detik. (*)