Jayapura (Antara Papua) - Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) mengirim tim untuk memantau sekaligus mencari informasi pasti terkait kehabisan oksigen di Rumah Sakit Umum Daerah Wamena, Kabupaten Jayawijaya pada Senin (21/9) lalu.

"Menyikapi kehabisan oksigen yang terjadi di RSUD Wamena pada Senin (21/9), UP2KP sudah turunkan tim untuk peninjauan langsung ke lapangan, dan sekaligus mencari informasi tentang letak persoalan tersebut, mengingat masalah ini berkaitan dengan kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik," kata Ketua Harian UP2KP Esau Rumbiak, di Jayapura, Jumat.

Menurut Esau, temuan dari tim yang diutus ke Wamena akan dilanjutkan ke Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai laporan dan lampirannya Kepada Dinas Kesehatan Papua, dan juga kepada Direktur RSUD Wamena dan Dinas Kesehatan setempat.

"Untuk itu, kami mengimbau kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya untuk segera mengambil langkah-langkah dan mencari solusi kongkrit untuk menyelesaikan masalah kehabisan oksigen," ujarnya.

"Kebutuhan oksigen ini sangat riskan sekali, misalnya pasien-pasien gawat sangat membutuhkan oksigen sebagai pertolongan pertama," ujarnya lagi.

Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya menyarankan agar kedepan persoalan ini tidak terulang lagi.

Kepada pihak RSUD Wamena diharapkan kedepan memperhatikan peralatan alat kesehatan (alkes) diantaranya oksigen, obat-obatan dan bahan habis pakai lainnya.

"Kedepan, kami akan bersama-sama dengan Dinas Kesehatan setempat melakukan monitoring secara kontinyu terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit, baik di Wamena maupun di kabupaten lainya," katanya.

Ia menambahkan, perhatian terhadap pelayanan kesehatan harus rutin dilakukan mengingat dana ostsus khusus untuk bidang kesehatan yang dikucurkan oleh Pemerintah Provinsi Papua ke kabupaten/kota di Papua sangat besar.

"Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masing-masing daerah pastinya sudah ada alokasinya untuk menunjang pelayanan kesehatan di daerahnya," tambah dia.

Sebelumnya, pada Senin (21/9) di ruang UGD RSUD Wamena, empat pasien sangat membutuhkan bantuan pernapasan salah satu di antaranya seorang anak berumur tiga setengah bulan mengalami gangguan pernapasan namun tidak mendapatkan tabung oksigen untuk bantuan pernapasan.

Ketua Fraksi Pilamo DPRD Jayawijaya, Ronny Elopere yang saat itu juga sedang berada di UGD RSUD Wamena mengantarkan keluarganya berobat juga tidak mendapatkan pelayanan tabung oksigen karena stok habis.

"Begitu saya masuk dan membawa keluarga saya dan saya cek oksigen untuk membantu pernapasan, namun dokter yang bertugas katakan tidak ada oksigen dan yang ada hanya dua dan sudah digunakan untuk pasien yang terlebih dahulu masuk," katanya.

Direktur RSUD Wamena, dr. I.B. Indra Jaya menjelaskan, kekurangan stok oksigen di rumah sakit dikarenakan mesin penghasil oksigen di RSUD tersebut rusak dari beberapa bulan lalu. Bahkan pihak rumah sakit juga telah mencari solusi mendatangkan tabung oksigen dari Jayapura yang harganya sampai 5 juta rupiah per tabung.

Selain itu, mesin penghasil oksigen tersebut rusak karena gangguan teknis dan juga diduga disebabkan seringnya pemadaman bergilir yang dilakukan pihak PLN Wamena.

"Sering mati lampu dan setiap hari mati dan kayak ditelantarkan saja rumah sakit ini, padahal kawasan yang lain dibiarkan hidup dan tidak ada pemberitahuan dan terkadang sampai setengah hari dan paling cepat dua jam baru nyala, sehingga banyak alat rumah sakit yang rusak," ujarnya. (*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024