Jayapura (Antara Papua) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) telah memfungsikan berbagai lembaga pelayanan seperti pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TPPA) di 33 provinsi dan 247 kabupaten/kota.

Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional pada Kementerian PPPA, Luly Altruiswati, di Jayapura, Selasa, mengatakan, unit pelayanan forum perempuan dan anak di polres dan polda, pusat krisis terpadu di rumah sakit umum daerah vertikal, rumah sakit umum daerah dan swasta serta citizen service di perwakilan-perwakilan luar negeri, maupun satgas di kementerian luar negeri perwakilan RI di negara tujuan itu juga sudah terbentuk.

"Untuk pembangunan penanganan orang juga telah dibentuk gugus tugas pencegahan dan penanganan tindak pidana dan perdagangan orang yang sudah terbentuk di 33 provinsi dan 166 kabupaten/kota dan di tingkat nasional melibatkan 19 kementerian lembaga yang terkait," katanya.

Menurut Luly, berbagai capaian dan keberhasilan tersebut tentunya tidak terlepas dari usaha keras dan terus menerus semua pihak baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota.

"Namun demikian tantangan yang dihadapi dalam upaya peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan pelindungan perempuan dan pemenuhan hak serta perlindungan anak untuk lima tahun ke depan masih cukup banyak dan semakin kompleks," ujarnya.

Dia menuturkan misalnya angka kematian ibu yang masih tinggi, angka kematian bayi juga masih tinggi adanya kemiskinan, migrasi, tindak pidana perdagangan orang, kekerasan baik itu di sisi domestik (KDRT) maupun di ruang publik.

"Kemudian minimnya perempuan dalam sistem pengambilan keputusan terutama di level tertinggi, misalnya di parlemen atau di tingkat eselon pengambil keputusan itu juga masih menjadi pekerjaan rumah (PR) berat bagi kita semua," katanya lagi.

Dia menambahkan pihaknya juga mengharapkan dapat mencapai kabinet fifty-fifty (50:50) pada 2030 di mana jumlah perempuan sama dengan laki-laki.

"Jadi karena hal tersebut terjadi 15 tahun lagi, ke depan untuk itu kita harus benar-benar menentukan atau melihat strategi yang terbaik untuk bisa mencapai ke arah sana," ujarnya lagi. (*)

Pewarta : Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024