Jayapura (Antara Papua) - Komandan Kodim (Dandim) 1701/Jayapura Letkol Inf  Andriyanto memberi materi kepemimpinan dan semangat bela negara pada kegiatan training Kepemimpinan dan bela negara yang diselenggarakan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), di Jayapura, Senin.

Training kepemimpinan dengan tema "Membentuk Generasi Muda yang berkarakter Islami, Cerdas, Kreatif dan Memiliki Visi Kebangsaan" itu digelar di Aula Rapat Masjid Al-Iqsan Kotaraja Kelurahan Vim Distrik Abepura.  

Dalam pemaparannya, Dandim menyampaikan krisis nyata yang terjadi di negara kita seperti maraknya koruptor dan lunturnya rasa cinta terhadap tanah air, serta pembekalan tentang bagaimana seseorang bisa menjadi seorang pemimpin.

Menurut Dandim pemimpin itu adalah seorang yang mempunyai pribadi yang memiliki kecakapan atau kelebihan sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktifitas tertentu demi pencapaian suatu tujuan.

Pemimpin mencapai suksesnya melalui pelayanan kepada orang lain bukan dengan mengorbankan orang lain dan karakter pemimpin harus bijak dalam menyikapi segala permasalahan guna terciptanya sinergitas dengan anggota.

"Pemimpin harus peduli dan terbuka kepada anggota guna menciptakan loyalitas anggota terhadap atasan serta loyal keatas dan kebawah, serta menjadi orang  yang dihormati tapi bukan ditakuti," ujarnya.

Selanjutnya, Dandim menerangkan tentang pengertian bela negara yang merupakan tekad, sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup Bangsa dan Negara.

Kemungkinan kedepan, negara lain akan melakukan suatu pertempuran secara invasi terbuka tidak mungkin dilakukan akan tetapi jika perang melalui invasi ekonomi dan masuknya budaya dari luar maka hal itu sudah terjadi yang sering kita sebut "Proxy War" dengan contoh nyata banyaknya remaja bangga yang memakai barang bermerek impor.

"Indonesia haruslah bangga memiliki beragam suku dan budaya serta agama namun keanekaragaman tersebut harus kita jaga supaya tidak memicu timbulnya konflik kecil yang akan memicu perpecahan suatu Negara," ujarnya.

Setiap Negara mempunyai sistem pertahanan masing-masing dan Indonesia masih menggunakan sistem Pertahanan Rakyat Semesta dimana TNI/Polri sebagai komponen Utama Rakyat sebagai komponen Pendukung.

Kenyataan yang terjadi saat ini adalah sebuah relevansi Bela Negara makin rendah dan memudarnya rasa cinta Tanah Air dan penghargaan terhadap nilai Budaya dan Bangsa berdasarkan nilai solidaritas sosial dan kekeluargaan.
 
Nasarudin Sili Luli selaku Ketua KAMMI juga menyampaikan bahwa bela negara merupakan wujud pembentukan karakteristik dan kemampuan memahami akan cinta pada Tanah Air sehingga Bela Negara merupakan wujud pembentukan karakter positif bagi generasi Bangsa Indonesia yang siap dalam menghadapi segala ancaman yang ada.

"Kedepan kami berharap agar Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia dapat bekerjasama untuk menjadi Mitra TNI. Terkait ancaman Anproxy War kami akan langsung berkoordinasi dengan Pimpinan TNI dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang akan terjadi guna mencari solusi untuk menangkal ancaman tersebut," ujarnya. (*)

Pewarta : Pewarta: Anwar Maga
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024