Jayapura (Antara Papua) - Legislator di Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Yan Permenas Mandenas, meminta Gubernur Papua Lukas Enembe menggelar rapat kesiapan menghadapi PON XIX 2016 di Bandung, Jawab Barat (Jabar) guna memaksimalkan target yang ingin dicapai.

"Pak Gubernur Lukas Enembe, selaku Ketua KONI Papua, sudah harus melakukan rapat luar biasa secara terbuka, baik dengan pengurus KONI dan Cabor, bahkan perwakilan atlit untuk membahas semua hal guna menghadapi PON 19 di Jabar," kata Yan Permenas Mandenas, di Jayapura, Papua, Sabtu.

Menurut dia, hal itu harus segera dilaksanakan jika kontingan Papua ingin unjuk diri meraih sejumlah target, sekaligus mempromosikan daerah untuk pelaksanaan PON XX pada 2020 mendatang.

Banyak hal yang dinilai masih kurang dan perlu dilakukan pembenahan, terutama berbicara tentang kesiapan atlit yang akan ikuti sejumlah cabang olah raga, serta bagaimana akomodasi, fasilitas atau sarana prasarana serta bonus bagi yang beprestasi.

"Khusus untuk PON 2016 ini bermasalah, seperti bola kaki. Bonus atau semacam honor yang diberikan kepada sepak bola tim pra dan PON Papua ini nanti, itu sampai hari ini banyak masalah dan banyak pemain yang sudah bubarkan diri, saya tidak tahu kalau cabang olah raga lain, tapi rata-rata hampir semua masalah yang sama ini pasti bergelut di atlit, pengurus dan Satgas PON," katanya.

Apalagi, kata Mandenas yang juga Ketua Fraksi Hanura, pelaksanaan PON XIX di Jabar tinggal hitungan bulan, sehingga pembenahan guna persiapan akhir perlu dilakukan.

"Melihat waktu yang semakin mepet pelaksanaan PON di Jabar, saya pikir harus segera menyiapkan segala sesuatu atau infrastruktur atlit disemua cabang yang memang nanti kita akan ikuti di PON Jabar," katanya.

Alumni Universitas Cenderawasih itu menambahkan, pemerintah daerah harus segera mengambil sikap tegas, lakukan evaluasi terhadap kinerja KONI dan jajarannya.

"Evaluasi terhadap kinerja KONI dan Satgas perlu dilakukan, ini akan susah kalau didalam sebuah organisasi olah raga yang menjunjung tinggi sportifitas dan transparansi itu, terlalu banyak melibatkan tim sukses dan kelompok tertentu," katanya.

"Akhirnya pekerjaan kita tidak bisa dijalankan secara profesional dan memberikan komitmen-komitmen didalam pelaksanaan atlit yang menjadi ikon didalam target dari pada KONI sendiri dan target pemerintah untuk mengharumkan nama Papua diajang itu," tambah Yan. (*)

Pewarta : Pewarta: Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024