Jayapura (Antara Papua) - Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) Regional Kabupaten Yahkimo tengah fokus mendata kendala yang menghambat pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di puskesmas.
"Fokus UP2KP Regional Yahukimo pada tahun ini lebih pada lambannya penanganan kesehatan kepada masyarakat. Saya sudah bicarakan hal ini dengan Pak Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yahukimo," kata Ketua UP2KP Regional Yahukimo John Ronsumbre ketika dikonformasi dari Jayapura, Jumat.
Selain di rumah sakit, kata dia, pihaknya juga fokus melakukan pendataan terkait kelemahan-kelemahan di puskesmas terkait dengan sumber daya manusia (SDM) yang selalu siap di puskesmas.
"Pendataan yang dilakukan tidak hanya terkait SDM, tetapi juga terkait dengan infrastruktur di puskesmas yang kadang kala menjadi kendala sehingga tenaga medis tidak mau bertugas," ujarnya.
Pendataan selanjutnya terkait dengan kondisi wilayah serta mencari tahu isu-isu yang berkembang yang membuat tenaga medis tidak datang ke puskesmas atau tidak mau menjalankan tugas.
"Pendataan juga kami lakukan terhadap infrastruktur dan juga masalah honorarium dan lunsum dari tenaga kesehatan," ujarnya.
Pendataan lainnya, kata dia, difokuskan pada perincian alat kesehatan, pembelian obat tepat waktu, dan mobilisasi obat ke masing-masing puskesmas.
"Kemudian, pendataan juga terkait dengan mobile klinik. Mobile klinik harus jalan, tidak boleh tidak," ujarnya. (*)
"Fokus UP2KP Regional Yahukimo pada tahun ini lebih pada lambannya penanganan kesehatan kepada masyarakat. Saya sudah bicarakan hal ini dengan Pak Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yahukimo," kata Ketua UP2KP Regional Yahukimo John Ronsumbre ketika dikonformasi dari Jayapura, Jumat.
Selain di rumah sakit, kata dia, pihaknya juga fokus melakukan pendataan terkait kelemahan-kelemahan di puskesmas terkait dengan sumber daya manusia (SDM) yang selalu siap di puskesmas.
"Pendataan yang dilakukan tidak hanya terkait SDM, tetapi juga terkait dengan infrastruktur di puskesmas yang kadang kala menjadi kendala sehingga tenaga medis tidak mau bertugas," ujarnya.
Pendataan selanjutnya terkait dengan kondisi wilayah serta mencari tahu isu-isu yang berkembang yang membuat tenaga medis tidak datang ke puskesmas atau tidak mau menjalankan tugas.
"Pendataan juga kami lakukan terhadap infrastruktur dan juga masalah honorarium dan lunsum dari tenaga kesehatan," ujarnya.
Pendataan lainnya, kata dia, difokuskan pada perincian alat kesehatan, pembelian obat tepat waktu, dan mobilisasi obat ke masing-masing puskesmas.
"Kemudian, pendataan juga terkait dengan mobile klinik. Mobile klinik harus jalan, tidak boleh tidak," ujarnya. (*)