Port Moresby (Antara Papua) - Delegasi Indonesia dalam pertemuan antarpejabat perbatasan (border laision meting) RI-Papua Nugini (PNG) yang berlangsung di Port Moresby,7-8 November 2016, mengusulkan dilakukan pertemuan membahas pencemaran lingkungan di Sungai Fly.

"Kami sudah mengusulkan dilakukannya pertemuan antarkedua negara untuk membahas masalah pencemaran yang diduga berasal dari penambangan Ok Tedy Mining di PNG," kata Direktur Asia Timur dan Pasifik Kemlu Edi Yusuf kepada Antara di Port Moresby, Selasa.

Dikatakan, pertemuan itu perlu dilakukan karena melalui pertemuan lintas negara diharapkan masalah pencemaran dapat ditangani.

Apalagi limbah yang dibuang perusahaan penambangan melalui sungai Fly dari PNG dirasakan masyarakat sehingga mendapat kompensasi.

"Kami sedang berupaya agar kompensasi dapat diberikan karena akibat limbah yang dibuang ke Sungai Fly menyebabkan tercemarnya lingkungan termasuk di beberapa kampung di Kabupaten Boven Digul," kata Edy Yusuf yang menjadi pimpinan sidang delegasi PNG.

Delegasi PNG dalam pertemuan yang berlangsung selama dua hari Moresby menyatakan akan menyampaikan masalah tersebut ke pihak terkait karena dalam utusan dari departemen lingkungan hidup tidak hadir.

Memang, kata dia, pernah dilakukan penelitian pada 2013 dan hasilnya terjadi pencemaran dalam kategori berat.

Namun dalam penelitian 2015 tingkat pencemaran ringan karena saat dilakukan penelitian menggunakan metode berbeda.

"Harus dilakukan penelitian antarkedua delegasi untuk mengetahui dengan pasti tingkat pencemaran di kawasan tersebut," kata Edy Yusuf. (*)

Pewarta : Pewarta: Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024