Merauke (Antara Papua) - Pengetahuan staf Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Merauke, Provinsi Papua tentang jenis-jenis narkoba masih kurang, kata Pelaksana Harian Kepala Lapas Merauke, Bachtiar Arif, di Merauke, Senin.

Minimnya pengetahuan, menurut Bachtiar Arif, mengakibatkan petugas kesulitan lakukan pengawasan terhadap peredaran obat terlarang di dalam Lapas.

"Ternyata ini sudah yang ketiga kali, yang ke dua itu sudah lolos dan itu yang saya bilang, pengetahuan SDM kita tentang jenis-jenis ini belum pernah diajarkan. Kita lebih fokus untuk keamanan dan ketertiban," kata Bachtiar.

Ia menjelaskan bahwa upaya penyelundupan narkoba untuk yang ke tiga kalinya ke dalam Lapas berhasil digagalkan oleh staf.

"Saat itu, petugas tidak yakin karena dilakban, dibungkus kecil, dan temannya teliti lagi ternyata itu narkoba dalam bentuk kristal dan untuk antisipasi itu kita langsung hubungi kalapas untuk selanjutnya menghubungi polres," katanya.

Untuk mencegah masuknya narkoba ke dalam Lapas, lanjut Bachtiar, jika BNN menggelar sosialisasi tentang narkoba perlu melibatkan petugas Lapas.

"Sosialisasi kepada staf itu harus karena mereka ini ujung tombak penjaga pintu utama, jadi kalau dia tidak dikasi pemahaman atau pengetahuan, dia tidak akan tahu," katanya.

Ia menambahkan bahwa selama ini belum ada fasilitas pendeteksi narkoba di kantor itu.

"Di sini belum ada alat - alat seperti `x-ray`. Memang kita ada punya detektor tapi untuk seleksi logam dan dengan kejadian ini kita semakin waspada," katanya.

Sebelumnya, pada Kamis,(17/11) petugas Lapas Kelas II Merauke berhasil menggagalkan upaya penyeludupan narkoba jenis shabu yang ditujukan kepada satu penghuni lapas bernama Muhammad Jufri. (*)

Pewarta : Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024