Jayapura (Antara Papua) - Indonesia Sawmill and Wood Working association/Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (Iswa) Provinsi Papua menyatakan siap mengekspor kayu olahan secara berkelanjutan untuk memajukan perekonomian daerah.

"Hari ini kita lakukan secara khusus karena seluruh dokumen keluar dari Jayapura, kontainer ekspor pun sudah didatangkan dari Makassar. Kami dari pelaku industri siap dan sanggup melakukan kegiatan ekspor setiap saat ketika bahan baku ada," ujar Ketua Iswa Papua Daniel Gerden, di Jayapura, Senin.

Ia menjelaskan logikanya ekspor harus berkelanjutan karena kontrak dengan pembeli di luar negeri harus berkesinambungan, soal volumenya tergantung bahan baku yang bersumber dari HPH dan juga modal yang dimiliki para pengusaha kayu olahan.

"Kalau saat-saat musim hujan bahan bakunya terkendala, maka volumenya berkurang. Pasar itu terbuka banyak, berapa pun kita kirim tetap ditampung, tapi itu tergantung dari modal kita," kata dia.

Daniel mengklaim bahwa produk kayu olahan Papua sangat diminati di pasar luar negeri karena kualitasnya dianggap sebagai salah satu kayu terbaik yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia.

"Selain Tiongkok yang paling bagus potensinya adalah Australia, Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, dan masing-masing negara berbeda-beda permintaan jenis kayu olahannya," ujarnya lagi.

Sementara untuk pengiriman 30 kontainer atau 600 kubik kayu olahan ke Tiongkok, ia mengklaim jumlah tersebut masih tergolong kecil dibanding dengan permintaan pasat di negara tersebut.

"Tiongkok itu karena jumlah penduduknya besar berarti kebutuhannya tinggi, lalu ekonominya bagus ya berarti daya belinya kuat," ujar Daniel.

Pada Senin (9/1) pagi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Iswa Papua kembali mengekspor 30 kontainer kayu olahan berupa "flooring" dan "dorgem" yang diberangkatkan dari Pelabuhan Jayapura tujuan Shanghai, Tiongkok. (*)

Pewarta : Pewarta: Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024