Jayapura (Antara Papua) - PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua merencanakan pembangunan dua sarana penyimpan LPG yaitu di Wayame (Maluku) dan Jayapura (Papua).

"Direncanakan pembangunan storage di Wayame dan Jayapura dengan dana dari APBN, akan ditender tahun 2017. Mudah-mudahan dengan adanya sarana itu, pada 2019 sudah bisa proses konversi dari minyak tanah ke gas," ujar Manager Fuel Ritel Pertamina MOR VIII Zibali Hisbul Masih di Jayapura, Jumat.

Ia menjelaskan untuk pembangunan penyimpan LPG membutuhkan waktu cukup lama, dan semua tergantung dari izin-izinnya.

Namun Pertamina memproyeksikan pembangunannya akan berjalan selama dua tahun.

Hingga kini, pihaknya belum bisa menjalankan program konvensi minyak tanah ke LPG karena belum ada tempat penyimpanan gas, dan hal tersebut membuat biaya angkut menjadi cukup mahal.

"Di wilayah Maluku-Papua seluruhnya masih menggunakan minyak tanah, konsumsinya pada 2016 sebanyak 271.000 kl," kata dia.

Bahkan sebagian besar konsumsi minyak tanah nasional diserap di wilayah Maluku-Papua.

"Wilayah ini adalah yang paling banyak menggunakan minyak tanah di Indonesia karena di tempat lain sudah konversi ke LPG. Sekitar 40 persen konsumsi minyak tanah nasional itu ada di MOR VIII," katanya.

Ia mengakui masih ada ketakutan dari masyarakat untuk memakai LPG, dan Pertamina ke depan akan menggencarkan sosialisasi agar secara perlahan konsumen mau berganti dari minyak tanah ke gas.

"Nanti kita pasti ada tahap untuk mengedukasi masyarakat untuk menggunakan gas," ujar Zibali. (*)

Pewarta : Pewarta: Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024