Jayapura (Antara Papua) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan sektor non migas mendominasi nilai impor Provinsi Papua pada Mei 2017 yang nilainya mencapai 74,15 juta dolar AS.

"Impor Papua pada Mei 2017 tercatat senilai 74,15 juta dolar AS yang terdiri dari impor migas senilai 22,37 juta dolar AS dan impor non migas senilai 51,79 juta dolar AS," ujar Kepala BPS Papua Simon Sapari, di Jayapura, Jumat.

Ia menjelaskan nilai impor Papua pada periode tersebut meningkat drastis dibanding bulan sebelumnya, yaitu naik 149,58 persen.

"Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya nilai impor migas sebesar 186 persen (naik 14,55 juta dolar As) dan non migas sebesar 136,56 persen (naik 29,90 juta dolar AS)," kata dia.

Menurut dia, komoditi migas yang diimpor seluruhnya berupa bahan bakar kendaraan bermesin diesel, sedangkan perangkat pembangkit tenaga listrik merupakan komoditi non migas yang memiliki nilai impor terbesar yaitu senilai 19,53 juta dolar AS atau sebesar 37,72 persen dari total nilai impor komoditi non migas.

Total impor kumulatif Papua pada periode Januari-Mei 2017 adalah senilai 208,22 juta dolar AS atau menurun 20,71 persen bila dibandingkan total impor kumulatif pada periode Januari-Mei 2016 yang senilai 262,61 juta dolar AS.

Secara persentase, peningkatan impor terbesar berasal dari negara Jepang yaitu sebesar 4.286,18 persen (naik 2,26 juta dolar AS).

"Tiga negara pemasok barang terbesar ke Papua pada Mei 2017 adalah Finlandia dengan nilai impor 28,70 juta dolar AS (38,70 persen), diikuti Singapura 15,86 juta dolar AS (21,38 persen), dan Australia 14,84 juta dolar AS (20,01 persen)," katanya.

Simon menyebut neraca perdagangan Papua pada Mei 2017 mengalami surplus sebesar 213,27 juta dolar AS. Secara kumulatif, neraca perdagangan Papua pada Januari-Mei 2017 juga mengalami surplus sebesar 594,74 juta dolar AS. (*)

Pewarta : Pewarta: Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024