Jayapura (Antara Papua) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua hingga kini masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium terkait penyebab kematian 27 bayi di Kabupaten Deiyai.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Aloysius Giyai, di Jayapura, Selasa, mengemukakan pemeriksaan sampel di laboratorium dilakukan oleh tim Kementerian Kesehatan yang turun ke Kabupaten Deiyai pascakejadian.

Setelah kejadian, menurut dia, pihaknya langsung turun bersama tim Kementerian Kesehatan ke lokasi dan mencari tahu penyebab kematian para bayi tersebut.

"Personel satuan tugas kaki telanjang yang ditempatkan di lokasi itu juga ikut membantu tim dari Dinas Kesehatan Papua dan Kementerian Kesehatan serta tim Dinkes Paniai dan Deiyai untuk mencaritahu penyebab kematian puluhan bayi itu," ujarnya.

"Kasus Deiyai terjadi karena memang kinerja Dinas Kesehatan setempat macet total, puskesmasnya dalam seminggu buka satu kali, paling tinggi dua kali buka dalam satu minggu," ujarnya.

Ia menambahkan, jika demikian maka jelas program-program pelayanan dasar di puskesmas seperti imunisasi tidak jalan.

"Koordinasi antarpuskesmas dan Dinas Kesehatan setempat juga tidak berjalan dengan baik maka pelayanan kesehatannya buruk," ujarnya.

Sebelumnya, dua puluh tujuh bayi itu awalnya pada Kamis (13/7) dikabarkan terserang campak di empat kampung di Deiyai.

"Bayi yang meninggal itu berjumlah 27 orang, tidak semua karena campak, bukan 40 bayi yang meninggal," ujar Kepala Seksi Wabah dan Bencana Dinkes Provinsi Papua, Yamamoto Sasarari.

Yamamoto menjelaskan pihaknya mengetahui jumlah bayi yang meninggal itu setelah tim yang dipimpinya turun ke empat kampung di Deiyai yang dikabarkan terserang campak.(*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024