Jayapura (Antara Papua) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aloysius Giyai menyoroti sebanyak 40 orang aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di institusi kesehatan yang dipimpinnya diketahui gemar merokok hingga perokok berat.
"Ada 30 orang lebih ASN yang bekerja di kantor Dinkes Papua ini gemar merokok, sebagian besar perokok berat," kata Aloysiusi, di Jayapura, Rabu.
Sebanyak 336 ASN yang bekerja di kantor Dinkes Papua, kata Aloysius, sekitar 30-40 orang pegawai yang gemar merokok.
"Nanti saya akan kumpulkan mereka dan ajak mereka buat komitmen putus nikotin atau rokok," ujarnya lagi.
Namun, kata Aloysius, pejabat esalon tiga jajaran dinas yang dipimpinnya tidak merokok, hanya bawahannya yang merokok.
"Jika uang yang digunakan untuk membeli rokok itu ditabung pasti lumayan. Coba kalau uang yang mau pakai beli rokok itu disimpan untuk gizi anak selama dua tahun, pasti dampaknya itu luar biasa," ujarnya pula.
Aloysius berharap, ke depan jajaran Dinkes Papua harus memberikan contoh dan teladan kepada masyarakat umum jika menyosialisasikan stop nikotin/rokok.
Bahkan, Aloysius memotori lomba dan sayembara putus nikotin/rokok bagi para ASN di lingkungan institusi kesehatan itu.
"Kami akan segera menggelar lomba dan sayembara putus dengan nikotin atau rokok," kata Aloysius Giyai, yang juga mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura itu pula.
Menurut dia, lomba ini akan memperebutkan hadiah berupa uang sebesar Rp50 juta, tetapi hadiahnya tidak langsung diberikan melainkan harus memantau masing-masing pegawai Dinkes Papua yang gemar merokok selama kurang lebih dua tahun sampai benar-benar putus rokok baru hadiahnya diserahkan. (*)
"Ada 30 orang lebih ASN yang bekerja di kantor Dinkes Papua ini gemar merokok, sebagian besar perokok berat," kata Aloysiusi, di Jayapura, Rabu.
Sebanyak 336 ASN yang bekerja di kantor Dinkes Papua, kata Aloysius, sekitar 30-40 orang pegawai yang gemar merokok.
"Nanti saya akan kumpulkan mereka dan ajak mereka buat komitmen putus nikotin atau rokok," ujarnya lagi.
Namun, kata Aloysius, pejabat esalon tiga jajaran dinas yang dipimpinnya tidak merokok, hanya bawahannya yang merokok.
"Jika uang yang digunakan untuk membeli rokok itu ditabung pasti lumayan. Coba kalau uang yang mau pakai beli rokok itu disimpan untuk gizi anak selama dua tahun, pasti dampaknya itu luar biasa," ujarnya pula.
Aloysius berharap, ke depan jajaran Dinkes Papua harus memberikan contoh dan teladan kepada masyarakat umum jika menyosialisasikan stop nikotin/rokok.
Bahkan, Aloysius memotori lomba dan sayembara putus nikotin/rokok bagi para ASN di lingkungan institusi kesehatan itu.
"Kami akan segera menggelar lomba dan sayembara putus dengan nikotin atau rokok," kata Aloysius Giyai, yang juga mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura itu pula.
Menurut dia, lomba ini akan memperebutkan hadiah berupa uang sebesar Rp50 juta, tetapi hadiahnya tidak langsung diberikan melainkan harus memantau masing-masing pegawai Dinkes Papua yang gemar merokok selama kurang lebih dua tahun sampai benar-benar putus rokok baru hadiahnya diserahkan. (*)