Jayapura (Antara Papua) - Manajamen PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua mendorong para pengecer BBM di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, menjual pertalite dan tidak lagi memperdagangkan premium industri.

General Manager Pertamina MOR VIII, Made Adi Putra di Jayapura, Kamis menjelaskan, hal tersebut sudah disampaikan kepada wakil bupati Jayawijaya dan mendapat respon yang baik karena selama ini masalah harga BBM di tingkat pengecer kerap menjadi sorotan.

"Kalau pakai pertalite, Pemda tidak perlu lagi mengatur jam operasional (pengecer BBM), mau buka 24 jam pun tidak apa-apa. Wakil Bupati menyampaikan ada empat titik pengecer yang legal, selama ini mereka baru buka di atas jam tiga sore," ujarnya.

Menurutnya Pemerintah Kabupaten Jayawijaya sudah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) bagi para pengecer BBM yang selama ini menjual premium industri.

Made memandang debgan menjual pertalite yang tidak disubsidi pemerintah dan memiliki kualitas lebih bagus dibanding premium, ke depan masayarakat Jayawijaya akan lebih senang menggunakan pertalite untuk kendaraannya.

"Ini bertahap melihat animo masyarakat, apa lagi mobilnya bagus-bagus dan pihak Pemda pun yang selama ini menetapkan HET premium industri Rp18.000/liter, tidak perlu lagi membatasi," kata dia.

"Saya yakin di APMS nanti minat mengkonsumsi premium akan turun karena kualitasnya bagus," katanya lagi.

Sementara Anwarudin, Pemilik APMS Anwarudin, menyatakan pihaknya akan segera menebus pertalite dan menjualnya secara bebas ke masyarakat di Jayawijaya, termasuk juga ke para pengecer.

"Kita mau coba 10 ton saja dulu, setiap hari mau tebus kan bisa," ujarnya.

Sebelumnya ia juga sempat mengeluhkan kondisi harga BBM eceran di Wamena yang sulit terkontrol, khususnya pada malam hari karena biasanya para pengecer kerap menaikan harga melebihi HET yang ditetapkan pemerintah. (*)

Pewarta : Pewarta: Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024