Jayapura (Antara Papua) - Sekitar 300 pengrajin tas noken atau tas rajutan asli Papua, menggelar pameran noken yang dipusatkan di kawasan Taman Imbi, Kota Jayapura, Provinsi Papua, dalam rangka memperingati Hari Noken Sedunia 2017

Pameran tersebut dilaksanakan sehari diikuti ratusan pengrajin noken yang sebagian besar adalah mama-mama Papua.

Ketua Asosiasi Noken Papua Meri Dogobia kepada Antara mengatakan pameran yang dilaksanakan dalam rangka Hari Noken Se dunia itu bertujuan untuk lebih memperkenalkan noken kepada masyarakat sekaligus menjadi sarana bagi para pengrajin untuk menjual hasil karyanya.

"Sebagian besar pengrajin selain berprofesi sebagai ibu rumah tangga ada juga yang berprofesi sebagai pedagang di Pasar Paldam atau pasar mama-mama," kata Meri Dogobia.

Sementara itu, Paskalina Totoki dan Mariana Pigay yang berprofesi sebagai koordinator mama-mama pengrajin noken di Abepura dan Bhayangkara mengaku, kesulitan memasarkan noken buatan pengrajin karena sampai saat ini belum ada pengusaha yang menampungnya.

"Kami lebih banyak menjual dengan cara menggelar noken serta dagangan lainnya seperti gelang diatas trotoar atau di emper toko serta di pasar saat berjualan sayur," kata Paskalina Totoki.

Noken telah masuk dalam warisan dunia sejak 2012, awalnya berbahan dasar kulit kayu dan kulit anggrek namun saat ini banyak yang dibuat dari benang termasuk benang wool.

Harga noken bervariasi tergantung bahannya dan yang termahal dibuat dari kulit anggrek yang harganya mencapai sekitar Rp5 juta. (*)

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024