Timika (Antaranews Papua) - Ratusan penumpang Kapal Motor Perintis Sabuk Nusantara 60 rute Kaimana-Timika dilaporkan terkatung-katung selama lima jam di Pelabuhan Paumako lantaran kapal yang mereka tumpangi tidak bisa merapat ke dermaga, Senin.

Dua penumpang KM Sabuk Nusantara 60 Epang dan Anwar kepada Antara di Timika, Senin, mengatakan KM Sabuk Nusantara tiba di sekitar Dermaga Pelabuhan Paumako Timika pada pukul 07.00 WIT.

Namun kapal itu tidak bisa langsung sandar untuk menurunkan penumpang lantaran di Dermaga Pelabuhan Paumako yang baru di sisi selatan masih bersandar Kapal Kargo milik PT Tanto Intim Line.

Ironisnya, meski mengetahui ada kapal penumpang yang hendak bersandar di Dermaga Pelabuhan Paumako, kapal kargo Tanto tersebut tetap meneruskan aktivitas bongkar muat barang hingga sekitar pukul 12.00 WIT.

"Seharusnya Kapal Sabuk Nusantara sandar jam 07.00 pagi, tapi karena ada kapal kargo Tanto di dermaga maka kapal yang kami tumpangi baru bisa bersandar sekitar pukul 12.00 WIT. Kami sangat menyesalkan kejadian seperti ini. Syahbandar lebih mengutamakan kapal barang ketimbang kapal penumpang. Kejadian seperti ini sudah sering terjadi, dari laporan masyarakat sudah 11 kali," kata Epang dan Anwar.

Menurut keduanya, saat Kapal Sabuk Nusantara terkatung-katung di tengah Muara Sungai Paumako, para penumpang yang sebagian besar terdiri atas ibu-ibu dan anak-anak mulai mengamuk.

"Wajar saja penumpang marah-marah karena mereka sudah kehabisan bahan makanan di kapal. Apalagi dalam kondisi cuaca panas. Tolong hal ini menjadi perhatian serius agar ke depan tidak terulang kembali," pinta Epang dan Anwar.

Kepala Cabang PT Pelni Timika Mastur Suaidi membenarkan situasi yang dialami penumpang KM Perintis Sabuk Nusantara 60.

Menurut dia, Pelni sudah pernah menyurati pihak Syahbandar atau KUPP Paumako agar memprioritaskan pelayanan kepada kapal penumpang yang hendak bersandar di Pelabuhan Paumako, sekalipun saat itu ada kapal kargo yang sedang bongkar muat barang.

"Kalau ada kapal penumpang masuk, kapal kargo harus beri kesempatan kepada kapal penumpang untuk menurunkan penumpang. Ada aturan yang harus dipatuhi oleh setiap pelabuhan yaitu memprioritaskan kapal perang, atau kapal rumah sakit atau kapal penumpang untuk bersandar terlebih dahulu dibanding kapal-kapal lain seperti kapal kargo," jelas Suaidi.

Pihak Pelni Timika, katanya, sudah berkali-kali mengajukan keberatan kepada pihak Syahbandar dan KUPP Paumako lantaran tidak segera menghentikan aktivitas bongkar muat barang kapal-kapal kargo saat kapal penumpang hendak masuk ke Dermaga Pelabuhan Paumako.

"Kami sudah minta Syahbandar dan KUPP Paumako agar tidak menurunkan penumpang di sisi utara dermaga karena kondisi dermaganya sudah patah. Kami menganjurkan agar kapal penumpang bersandar di dermaga baru sisi selatan yang selama ini ditempati kapal kargo," jelas Suaidi.

Ia berharap ke depan semua pihak lebih memberikan prioritas untuk pelayanan penumpang mengingat kondisi Dermaga Pelabuhan Paumako belum tertata dengan baik.

"Yang paling utama itu adalah pelayanan manusianya. Pelayanan kapal barang juga penting, tapi pelayanan kepada penumpang harus diprioritaskan," ujar Suaidi.  (*)

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024