Jayapura (Antaranews Papua) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua menurunkan tim ke Asmat guna membantu dinkes setempat dalam menangani wabah campak dan gizi buruk di wilayah tersebut.

"Setelah ada data resmi dari Dinkes Asmat, maka Dinkes Papua sudah bentuk tim pada Senin (15/1) dan siap diturunkan ke Asmat," kata Kepala Dinkes Papua Aloysius Giyai di Jayapura, Selasa.

Ia mengatakan tim akan diturunkan ke Asmat akan membantu penanganan wabah campak dan status gizi buruk di daerah tersebut.

"Ada uang atau tidak, kami tetap menurunkan tim medis ke Asmat untuk membantu Dinkes Asmat melakukan pelayanan kesehatan," ujar mantan Kepala Puskesmas Koya itu.

Aloysius mengatakan tim yang diturunkan sesuai bidang serta tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari, yakni bidang kesehatan masyarakat, dan bidang pengendalian penyakit.

"Kami juga akan melibatkan Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) untuk turun dan melihat langsung di lapangan," katanya.

Pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan Polda dan Kodam setempat karena Polda dan Kodam juga menurunkan tim medis ke Asmat.

"Kami koordinasi apakah tim yang mau diturunkan mau bersama-bersama dengan tim dari dinkes atau tidak," ujarnya.

Litbang Bio Medis Provinsi Papua juga sudah bersedia bersama tim medis dari Dinkes Papua untuk turun bersama-sama.

"Tentu kami turun karena kampungnya sudah jelas, orang-orangnya juga sudah jelas, dan tentunya tim turun dengan membawa bahan kontak," katanya.

Bahan kontak yang dimaksud yakni bahan imunisasi dan makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita.

"Tim yang diturunkan kurang lebih ada sebanyak enam orang ditambah satuan kerja (satker) lain yang barang kali gabung, jadi jumlahnya kurang lebih sekitar 10-20 orang," ujarnya.

Ia mengatakan tim medis yang diturunkan terdiri atas dokter, perawat, dan juru imunisasi.

Data yang diperoleh dari Dinkes Kabupaten Asmat menyebutkan 59 balita di Kabupaten Asmat meninggal dunia karena wabah campak dan kurang gizi.

"Dari informasi atau data dari Dinkes Kabupaten Asmat yang terbaru yang kami terima pada Senin (16/1) sebanyak 59 balita meninggal karena campak, terhitung sejak September 2017 hingga 15 Januari 2018," kata Aloysius. (*)

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024