Wamena (Antaranews Papua) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Papua, mengagendakan pengadaan empat unit bus sekolah untuk mengantar dan menjemput pelajar yang tinggal jauh dari sekolah serta mengalami kesulitan transportasi.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jayawijaya Pardomuan Harahap di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Rabu, mengatakan pengadaan bus direncanakan dalam tahun anggaran 2018.
"Kalau busnya sudah ada, kami harus programkan tentang biayanya, BBM dan sopirnya," kata Pardomuan.
Beberapa daerah yang menjadi instruksi pimpinan sebagai jalur operasi bus tersebut adalah Distrik Kurulu, Kurima, Wesaput dan Piramid sebab jarak beberapa permukiman dengan sekolah di sana bisa mencapai 3-4 kilometer.
"Jadi ada empat daerah sebab selama ini siswa-siswi berjalan kaki cukup jauh hanya untuk pergi dan pulang sekolah, dan melalui bus anak-anak sekolah di sana bisa terakomodir," katanya.
Sebelumnya, Bupati Jayawijaya John Wempi Wetipo mengatakan ada beberapa sekolah yang tidak berjalan sebab minim guru dan siswa tetapi masih menerima bantuan, dan parahnya tidak rutin membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran.
Ia pun menginginkan sekolah yang minim guru dan siswa lebih baik ditutup dan disatukan agar mudah diawasi oleh dinas pendidikan dan pengajaran setempat.
Dinas penedidikan setempat juga telah melakukan pendataan terhadap sekolah yang minim guru dan siswa untuk selanjutnya disatukan.
"Kami berharap bisa dapat data pasti sekolah-sekolah yang kurang SDM-nya, kita jadikan SD kecil istilahnya, jadi kelas I,II,II di pelosok, sedangkan murid kelas IV-VI pindah ke SD induk," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya Bambang Budiandoyo. (*)
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jayawijaya Pardomuan Harahap di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Rabu, mengatakan pengadaan bus direncanakan dalam tahun anggaran 2018.
"Kalau busnya sudah ada, kami harus programkan tentang biayanya, BBM dan sopirnya," kata Pardomuan.
Beberapa daerah yang menjadi instruksi pimpinan sebagai jalur operasi bus tersebut adalah Distrik Kurulu, Kurima, Wesaput dan Piramid sebab jarak beberapa permukiman dengan sekolah di sana bisa mencapai 3-4 kilometer.
"Jadi ada empat daerah sebab selama ini siswa-siswi berjalan kaki cukup jauh hanya untuk pergi dan pulang sekolah, dan melalui bus anak-anak sekolah di sana bisa terakomodir," katanya.
Sebelumnya, Bupati Jayawijaya John Wempi Wetipo mengatakan ada beberapa sekolah yang tidak berjalan sebab minim guru dan siswa tetapi masih menerima bantuan, dan parahnya tidak rutin membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran.
Ia pun menginginkan sekolah yang minim guru dan siswa lebih baik ditutup dan disatukan agar mudah diawasi oleh dinas pendidikan dan pengajaran setempat.
Dinas penedidikan setempat juga telah melakukan pendataan terhadap sekolah yang minim guru dan siswa untuk selanjutnya disatukan.
"Kami berharap bisa dapat data pasti sekolah-sekolah yang kurang SDM-nya, kita jadikan SD kecil istilahnya, jadi kelas I,II,II di pelosok, sedangkan murid kelas IV-VI pindah ke SD induk," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya Bambang Budiandoyo. (*)