Jayapura (Antaranews Papua) - Prajurit TNI AL dari Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Lantamal X Jayapura, Papua berhasil menggagalkan penyelundupan 11 karung kulit kayu masohi tanpa dokumen dari negara tetangga, Papua Nugini (PNG).

Komandan Lantamal X Jayapura Brigjen TNI (Mar) Ipung Purwadi di Kota Jayapura, Jumat, mengatakan belasan karung kulit kayu masohi tanpa dokumen itu digagalkan oleh patroli sea rider Satroltas yang dipimpin oleh Serka Reyn Huwae bersama enam anggotanya di perairan Jayapura.

"Jadi, anggota berhasil gagalkan penyelundupan 11 karung kulit kayu masohi dengan berat 500 Kg, beserta empat orang tersangka beserta `speed boat` di laut utara Jayapura atau tiga mil dari Hamadi," ungkapnya.

Menurut dia, keberhasilan anggotanya dilapangan dalam menggagalkan penyelundupan kulit kayu masohi itu setelah mendapat informasi dari tim Intel, bahwa nanti ada "speed boat" atau kapal cepat berbendera PNG yang akan melintasi perairan Jayapura dengan membawa sejumlah karung.

"Sekitar pukul 07.20 WIT pagi tadi, tim patroli melihat speed boat yang mencurigakan melaju dari arah PNG menuju arah jayapura. Pada pukul 08.10 WIT pada koordinat 02 35 10 S - 140 45 35 T, dengan jarak tiga mil arah utara Hamadi, patroli satroltas Lantamal X menghentikan speed boat tersebut guna dilakukan pemeriksaan," paparnya.

Setelah diperiksa, lanjut Ipung, di atas speed boat tersebut terdapat empat warga dengan muatan 11 karung berisi kulit kayu masohi dari PNG tanpa dokumen, sehingga tim sea rider Satroltas menggiring mereka ke dermaga Porasko.

"Keempat tersangka itu adalah satu warga Serui, Indonesia dan tiga warga PNG. Mereka gunakan speed boat dengan bendera PNG. Sementara ini keempatnya ada di Satkamla Jayapura," tuturnya.

Lebih lanjut, Ipung mengatakan dalam pemeriksaan itu ternyata ketiga warga PNG yang berupaya selundukan kulit kayu masohi tanpa dokumen, masing-masing bernama Didimus ((30) Andrew (18) dan Donel (27) tidak memiliki dokumen diri berupa kartu pelintas batas atau paspor.

"Ketiga warga PNG itu berasal dari Aitape dengan profesi sebagai nelayan," ujarnya. (*)

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024