Timika (Antaranews Papua) - Dua kelompok yang bertikai di distrik Kwamki Narama, Mimika, Papua sejak November 2017 akhirnya sepakat untuk berdamai diikuti dengan prosesi adat perdamaian di Timika, Rabu.

Prosesi adat perdamaian yang rencananya dilakukan Rabu pukul 10.00 WIT sempat tertunda tiga jam akibat masing-masing kelompok dari kubuh bawah dan kubuh atas berselisih paham, bahkan aparat TNI dan Polri sempat melepaskan tembakan peringatan.

Namun setelah dilakukan pendekatan, kedua kelompok akhirnya sepakat untuk melanjutkan prosesi adat sekitar pukul 14.30 WIT.

Dalam prosesi tersebut, perwakilan dari dua kelompok yang bertikai menyerahkan busur dan panah kepada Bupati Mimika Eltinus Omaleng, Kapolres Mimika AKBP Indra Hermawan dan Danramil Kota, Kapten Heru untuk dipatahkan sebagai simbol berakhirnya pertikaian antara dua kelompok.

Eltinus pada kesempatan yang sama mengaku kecewa dengan perilaku kelompok masyarakat lantaran masih terjadi pertikaian yang bahkan memakan sebanyak 20 korban jiwa, padahal di tempat yang sama hampir empat kali dilakukan prosesi adat perdamaian termasuk penandatangan komitmen untuk berdamai masing-masing perwakilan kelompok.

Eltinus mengatakan bahwa ke depannya jika ada oknum yang berbuat onar maka aparat keamanan akan tangkap dan penjarakan bila perlu dipenjarakan di luar Papua.

Sedangkan jika terjadi pertikaian yang melibatkan kelompok maka semuanya akan ditangkap dan dipulangkan ke daerah asal masing-masing.

"Pemkab Mimika akan siapkan pesawat untuk pulangkan ke daerah asal. Silahkan berperang sepuas-puasnya di daerah mu baru kembali ke Timika terserah," ujarnya.

Ia berpesan agar masyarakat Kwamki Narama selalu menjaga keamanan dan ketertiban umum sehingga pembangunan di wilayah itu dapat terlaksana dengan baik.

Sementara itu pelayanan umum yang sempat terganggu seperti aktifitas sekolah, Puskesmas dan lainnya harus mulai aktif pada Kamis (19/4) ini.

Kapolres Mimika, AKBP Indra Hermawan menyatakan siap untuk mendukung program pemerintah di distrik Kwamki Narama dengan menjaga kantibmas di wilayah itu sehingga pembangunan dapat berjalan dengan baik.

Ia juga dengan tegas menyatakan akan melakukan penindakan hukum secara lebih tegas lagi kedepannya bagi siapa saya yang dengan sengaja menjadikan Kwamki Narama sebagai komoditas untuk mencari keuntungan dengan menciptakan konflik.

Kapolres juga berharap agar ke depannya tidak terjadi lagi hal-hal yang tidak diinginkan bersama. Jika terjadi pelanggaran maka silahkan melapor ke polisi untuk ditindaklanjuti.

Usai prosesi adat perdamaian, Bupati Mimika menyerahkan bantuan berupa uang tunai kepada kedua kelompok yang bertikai sebanyak total Rp3 miliar. (*)

Pewarta : Jeremias Rahadat
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024