Timika (Antaranews Papua) - Sekitar seribu pendulang emas tradisional di Timika, Papua, menuntut segera dibuka kembali toko-toko emas yang selama ini membeli serbuk emas hasil dulangan di area Kali Kabur.

Tuntutan itu disampaikan Forum Komunitas Pendulang saat melakukan aksi demo damai di Kantor DPRD Mimika di Timika, Jumat.

"Meminta pemerintah daerah segera mencari solusi guna menstabilkan pembeli emas dulang di Timika dan memberikan jaminan kepada para pengusaha pembeli emas untuk dapat menjual emas ke luar daerah," ujar Simon Rahajaan, Ketua Forum Komunitas Pendulang Kabupaten Mimika.

Simon menerangkan akhir-akhir ini warga pendulang emas tradisional di Timika kesulitan menjual butiran emas hasil dulangan mereka di sepanjang area Kali Kabur lantaran toko-toko emas memilih menutup tempat usaha mereka.

Penutupan toko-toko emas terjadi semenjak salah satu pengusaha pemilik Toko Emas Rezki Utama atas nama H Basri ditangkap oleh aparat kepolisian di Bandara Makassar beberapa waktu lalu.

Saat itu H Basri diamankan petugas lantaran membawa emas batangan dari Timika dalam jumlah banyak.

Pascakejadian itu, demikian Simon, para pengusaha pembeli emas dulangan di Timika ketakutan membawa atau menjual emas pembelian dari para pendulang tradisional ke luar Timika.

Di sisi lain, katanya, terdapat sekitar 15 ribu warga Mimika menggantungkan hidup dari pekerjaan mendulang butiran emas di area Kali Kabur, sungai yang dijadikan tempat pembuangan pasir sisa tambang alias tailing PT Freeport Indonesia dari kawasan dataran tinggi ke dataran rendah Mimika.

"Kami tidak bisa makan dan minum apalagi membiayai anak-anak untuk bersekolah kalau tidak bisa menjual emas dulangan. Kami tidak punya pekerjaan lain selain mendulang untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga," kata Rony Leisubun dan Anis Werbetu selaku wakil ketua dan sekretaris Forum Komunitas Pendulang Mimika.

Warga pendulang menyatakan siap membantu Pemda, aparat keamanan dan PT Freeport untuk mengungkap dalang perusakan pipa tambang Freeport selama ini.

"Kami pendulang Kali Kabur bukan pelaku perusakan pipa tambang Freeport. Pelakunya justru aparat sendiri karena tidak semua orang bisa mengakses secara bebas ke area Freeport," kata Anis Werbetu.

Ketua DPRD Mimika Elminus Mom menegaskan aktivitas pendulangan emas tradisional di Kali Kabur tidak bisa ditutup begitu saja lantaran terdapat ribuan orang menggantungkan hidup dari usaha itu.

Elminus juga mengimbau semua toko-toko emas di Timika agar dibuka kembali untuk membeli emas dulangan dari para pendulang emas tradisional dengan harga yang wajar.

"Lokasi pendulangan tetap harus dibuka. Siapa mau kasi makan ribuan orang ini kalau tempat pendulangan ditutup? Pendulang tradisional ini juga sudah membantu menggerakkan ekonomi di Mimika," kata Elminus Mom, wakil rakyat dari Partai Gerindra.

Anggota DPRD Mimika lainnya H Muhammad Asri Anjang meminta semua pihak tidak mempolitisasi masalah pendulangan emas tradisional di Timika dengan memproses hukum pengusaha-pengusaha yang selama ini menampung dan membeli butiran emas dari para pendulang. (*)

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025