Biak (Antaranews Papua) - Guru besar Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) Prof Dr Surataman menyatakan kehadiran kepengurusan Srikandi Sungai Indonesia (SSI) Papua yang dipimpin Adolfina Krisipu diharapkan menjadi pelopor pelestarian lingkungan di tanah Papua.
Saat mengukuhkan kepengurusan SSI Biak di Kampung Wardo, Distrik Biak Barat, Selasa, Surataman mengatakan bahwa SSI merupakan organisasi perempuan yang peduli tentang isu lingkungan sungai.
"SSI memiliki banyak kegiatan terkait isu sungai, seperti edukasi, kampanye, pelatihan dan pendampingan. Organisasi peduli sungai ini tersebar di berbagai penjuru wilayah Indonesia dan terus bertambah," katanya.
Ia mengatakan gerakan restorasi sungai di Indonesia dimulai pada saat peringatan Hari Air Dunia yang sudah dibentuk di berbagai kabupaten di Indonesia.
"Biak Numfor telah menjadi inisiator Sekolah Srikandi Sungai di Indonesia, ini bagian dari tugas negara. Gerakan masyarakat sungai Indonesia sudah diapresiasi UNESCO," katanya.
Suratman yang juga inisiator SSI mengharapkan dengan hadirnya SSI di berbagai kabupaten dan provinsi, termasuk di Papua diharapkan dapat bermanfaat bagi anak-anak sekaligus memberi dorongan bagi ibu-ibu untuk terus melestarikan dan mewujudkan sungai ramah anak.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Prof Yohana Yembise berharap pegiat lingkungan Srikandi Sungai Indonesia region Papua dapat menjadi penghubung untuk generasi muda agar mendapatkan pengetahuan dan keterampilan menjadi generasi muda cinta lingkungan.
"SSI Papua diharapkan menjadi agen agen perubahan, memfasilitasi dan memperkenalkan analisis gender dalam proses diskusi, pertukaran gagasan dan pandangan mengenai isu-isu strategis yang berkaitan dengan pengelolaan sungai, air bersih dan sanitasi," kata Yohana Yembise.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengukuhkan pengurus SSI di Provinsi Papua diamanahkan kepada Adolfina Krisipu.
Kegiatan yang dipusatkan di Kampung Wardo, Distrik Biak Barat, Kabupaten Biak itu juga mengukuhkan Ketua SSI Biak Numfor yang dijabat Mince Weyai serta Ketua SSI Keerom dan SSI Nabire.
Saat mengukuhkan kepengurusan SSI Biak di Kampung Wardo, Distrik Biak Barat, Selasa, Surataman mengatakan bahwa SSI merupakan organisasi perempuan yang peduli tentang isu lingkungan sungai.
"SSI memiliki banyak kegiatan terkait isu sungai, seperti edukasi, kampanye, pelatihan dan pendampingan. Organisasi peduli sungai ini tersebar di berbagai penjuru wilayah Indonesia dan terus bertambah," katanya.
Ia mengatakan gerakan restorasi sungai di Indonesia dimulai pada saat peringatan Hari Air Dunia yang sudah dibentuk di berbagai kabupaten di Indonesia.
"Biak Numfor telah menjadi inisiator Sekolah Srikandi Sungai di Indonesia, ini bagian dari tugas negara. Gerakan masyarakat sungai Indonesia sudah diapresiasi UNESCO," katanya.
Suratman yang juga inisiator SSI mengharapkan dengan hadirnya SSI di berbagai kabupaten dan provinsi, termasuk di Papua diharapkan dapat bermanfaat bagi anak-anak sekaligus memberi dorongan bagi ibu-ibu untuk terus melestarikan dan mewujudkan sungai ramah anak.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Prof Yohana Yembise berharap pegiat lingkungan Srikandi Sungai Indonesia region Papua dapat menjadi penghubung untuk generasi muda agar mendapatkan pengetahuan dan keterampilan menjadi generasi muda cinta lingkungan.
"SSI Papua diharapkan menjadi agen agen perubahan, memfasilitasi dan memperkenalkan analisis gender dalam proses diskusi, pertukaran gagasan dan pandangan mengenai isu-isu strategis yang berkaitan dengan pengelolaan sungai, air bersih dan sanitasi," kata Yohana Yembise.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengukuhkan pengurus SSI di Provinsi Papua diamanahkan kepada Adolfina Krisipu.
Kegiatan yang dipusatkan di Kampung Wardo, Distrik Biak Barat, Kabupaten Biak itu juga mengukuhkan Ketua SSI Biak Numfor yang dijabat Mince Weyai serta Ketua SSI Keerom dan SSI Nabire.