Timika (Antaranews Papua) - Persediaan beras di gudang Bulog Timika, Kabupaten Mimika, Papua, kini cukup memadai guna bisa memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Januari 2019.
"Stok beras yang ada di gudang sekarang sekitar 875 ton. Dalam waktu dekat akan masuk lagi sebanyak 1.500 ton dari Jawa Timur sehingga total stok yang tersedia selurunya mencapai 2.300 ton," kata Kepala Kantor Seksi Logistik Timika, Sulaimi, Sabtu.
Ia mengatakan kebutuhan beras bulog di Timika setiap bulannya sekitar 700-an ton yaitu untuk bantuan sosial rastra Kabupaten Mimika dan Kabupaten Puncak sebesar 372 ton dan jatah golongan anggaran serta anggota TNI-Polri sebesar lebih dari 300 ton.
Sulaimi memastikan tahun ini tidak ada alokasi tambahan beras untuk bansos rastra mengingat pagu alokasi bansos rastra 2018 sudah ditetapkan sejak awal tahun.
"Untuk tahun ini tidak ada alokasi tambahan untuk bansos rastra," katanya.
Ia menambahkan, hingga kini Bulog Timika masih menggelar Operasi Pasar Cadangan Beras Pemerintah (OPJBP) yang dimulai sejak Maret lalu dengan tujuan untuk menstabilkan harga beras di wilayah Timika dan sekitarnya.
Selain menyediakan beras standar medium, Bulog Timika juga menyediakan beras premium, tepung terigu, gula pasir curah dan minyak goreng.
Untuk menjalankan usaha komersial tersebut, Bulog Timika menjalin kerja sama dengan sekitar 75 Rumah Pangan Kita (RPK) yang tersebar di berbagai sudut Kota Timika hingga pemukiman transmigran dan pinggiran kota.
Hingga kini masih tersedia 10 ribu liter minyak goreng di gudang Bulog Timika dan 250 ton gula pasir curah produksi dalam negeri yang rencananya akan disalurkan ke berbagai pedagang pengecer di Kota Timika.
Mengacu pada surat edaran Menteri Perdagangan, katanya, seharusnya para distributor dan pedagang menyerap gula pasir curah yang disalurkan Bulog dalam rangka menstabilkan harga di pasar.
"Yang terjadi di Timika, para pedagang mendatangkan sendiri gula dari luar Papua. Padahal kalau membeli gula yang disediakan bulog, sudah ada margin keuntungan yang mereka dapatkan sehingga kita bisa mengendalikan harga di pasar. Kenyataannya tidak demikian," kata Sulaimi.
Adapun harga gula pasir curah yang disalurkan Bulog yaitu Rp11 ribu per kilogram.
Beberapa waktu lalu, harga gula pasir curah di Timika bisa menembus hingga Rp19 ribu - Rp20 ribu per kilogram.
"Stok beras yang ada di gudang sekarang sekitar 875 ton. Dalam waktu dekat akan masuk lagi sebanyak 1.500 ton dari Jawa Timur sehingga total stok yang tersedia selurunya mencapai 2.300 ton," kata Kepala Kantor Seksi Logistik Timika, Sulaimi, Sabtu.
Ia mengatakan kebutuhan beras bulog di Timika setiap bulannya sekitar 700-an ton yaitu untuk bantuan sosial rastra Kabupaten Mimika dan Kabupaten Puncak sebesar 372 ton dan jatah golongan anggaran serta anggota TNI-Polri sebesar lebih dari 300 ton.
Sulaimi memastikan tahun ini tidak ada alokasi tambahan beras untuk bansos rastra mengingat pagu alokasi bansos rastra 2018 sudah ditetapkan sejak awal tahun.
"Untuk tahun ini tidak ada alokasi tambahan untuk bansos rastra," katanya.
Ia menambahkan, hingga kini Bulog Timika masih menggelar Operasi Pasar Cadangan Beras Pemerintah (OPJBP) yang dimulai sejak Maret lalu dengan tujuan untuk menstabilkan harga beras di wilayah Timika dan sekitarnya.
Selain menyediakan beras standar medium, Bulog Timika juga menyediakan beras premium, tepung terigu, gula pasir curah dan minyak goreng.
Untuk menjalankan usaha komersial tersebut, Bulog Timika menjalin kerja sama dengan sekitar 75 Rumah Pangan Kita (RPK) yang tersebar di berbagai sudut Kota Timika hingga pemukiman transmigran dan pinggiran kota.
Hingga kini masih tersedia 10 ribu liter minyak goreng di gudang Bulog Timika dan 250 ton gula pasir curah produksi dalam negeri yang rencananya akan disalurkan ke berbagai pedagang pengecer di Kota Timika.
Mengacu pada surat edaran Menteri Perdagangan, katanya, seharusnya para distributor dan pedagang menyerap gula pasir curah yang disalurkan Bulog dalam rangka menstabilkan harga di pasar.
"Yang terjadi di Timika, para pedagang mendatangkan sendiri gula dari luar Papua. Padahal kalau membeli gula yang disediakan bulog, sudah ada margin keuntungan yang mereka dapatkan sehingga kita bisa mengendalikan harga di pasar. Kenyataannya tidak demikian," kata Sulaimi.
Adapun harga gula pasir curah yang disalurkan Bulog yaitu Rp11 ribu per kilogram.
Beberapa waktu lalu, harga gula pasir curah di Timika bisa menembus hingga Rp19 ribu - Rp20 ribu per kilogram.