Timika (Antaranews Papua) - Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) Bidang Infrastruktur Boy Markus Dawir mengecek kesiapan pelaksanan PON XX Tahun 2020 di Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Selasa.

Boy yang ditemui di Timika, mengatakan pengecekan yang dilakukan menyangkut kesiapan atlet dan venue tempat perhelatan PON.

"Saya datang ke timika untuk mengecek sport center sekaligus ke Pemda. Saya minta untuk ketemu cabor yang ada di sini sehingga kami DPRP bisa punya gambaran yang baik terkait kesiapan daerah (klaster) kesiapannya sampai dimana. Kedua menyangkut kesiapan atlet. Untuk atletik atau PASI, atletik sampai hari ini khusus di Timika ini belum dilantik sehingga ini menjadi kendala. Sedangkan atletik ini akan dilombakan di sini karena kita sudah punya sport center yang bagus," kata Boy.

Boy mengatakan bahwa DPRP berharap ada sinergitas yang baik antara Pemprov, DPRP, PB PON maupun dengan KONI dalam hal ini para pimpinan Cabor baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk menyiapkan secepatnya para atlet.

"Kalau sampai hari ini kita hanya banyak bicara di media, baik KONI, PB PON, tetapi kalau infrastruktur ini tidak kita siapkan antaralain penyiapan atlet, kalau tidak disiapkan sama saja bohong," ujarnya.

Untuk itu, kata Boy, DPRP selalu berusaha untuk turun mengeceka langsung ke lapangan. Di sisi lain DPRP juga akan memanggil KONI untuk melaporkan secara langsung seluruh kesiapan lima wilayah adat yang dijadikan klaster untuk bertanding terkait sejauh mana kesiapan masing-masing.

"Kalau Timika, memang sudah terlihat dari tahun kemarin sudah siap dari 2017. Sudah menyiapkan sport center yang dibantu oleh PT Freeport Indonesia ke Pemda Mimika. Namun sampai hari ini belum di serahkan," katanya.

Sementara itu, klaster lain kata Boy baru mau membangun pada 2018 ini seperti contoh, hoki yang akhirnya harus diputuskan ada di Biak setelah dicabut dari kampung Harapan. Maka Biak harus segera melakukan persiapan.

"Saya akan ke sana berkoordinasi dengan Pemda, lokasinya sudah aman atau belum. Jangan sampai tarik menarik lagi untuk hoki," ujarnya.

Secara umum kata Boy, tantangan besar pelaksanaan PON Papua terkait dengan kesiapan sendiri, baik penyiapan venue pelaksanaan kegiatan. Kemudian atlet, bukan hanya di PASI tetapi hampir sekian banyak cabang olahraga belum digerakkan.

"Sedangkan tahun ini harusnya segera kita mengirim atlet untuk TC atau try out di luar Papua. Apakah luar Papua itu dalam negeri atau di luar negeri. Ini belum terlihat, ini jadi masalah bagi kita," ucapnya.

Menurut dia, sebenarnya sejak bulan Februai - Maret para atlet sudah diseleksi dikirim atlet setiap cabang olahraga ke luar. Namun jika hingga November belum kirim atau bahkan belum direkrut maka diharapkan segera tuntas pada Desember mendatang.

Pewarta : Jeremias Rahadat
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024