Timika (ANTARA News Papua) - Jajaran Kepolisian Resor Mimika, Papua meminta manajemen PT Freeport Indonesia membuka kembali layanan penerbangan helikopter ke wilayah Aroanop dan sekitarnya untuk membantu masyarakat dan para petugas pemerintah (guru dan tenaga kesehatan) yang bekerja di wilayah itu.

Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto di Timika, Rabu, mengatakan saat kegiatan bakti sosial dan bakti kesehatan yang diselenggarakan oleh jajaran TNI-Polri di Aroanop beberapa waktu lalu, masyarakat setempat meminta agar Freeport membuka kembali layanan penerbangan helikopter ke kampung mereka.

Pelayanan penerbangan helikopter Airfast ke Aroanop dan kampung-kampung sekitar itu dihentikan oleh pihak Freeport semenjak Kelompok Kriminal Bersenjata/KKB menguasai wilayah itu beberapa waktu lalu hingga berujung para peristiwa penyekapan dan pelecehan seksual terhadap para guru yang bertugas di SD Inpres Aroanop dan SD Inpres Jagamin.

"Lalu lintas helikopter dulu terhenti saat KKB ada di wilayah itu. Sekarang setelah kondisi di sana sudah aman dan kondusif serta tidak ada lagi gangguan dari KKB, kami minta agar pelayanan helikopter ke Aroanop dan sekitarnya bisa diaktifkan kembali," kata AKBP Agung.

Kapolres mengakui sudah berkoordinasi dengan pihak Freeport untuk merealisasikan hal itu dalam waktu dekat.

Menurut dia, pelayanan penerbangan helikopter ke Aroanop dan kampung-kampung di sekitarnya yang berada di wilayah pegunungan Distrik Tembagapura sangat vital mengingat di lokasi itu belum tersedia moda transportasi yang lain, termasuk transportasi darat.

Pengangkutan bahan kebutuhan pokok masyarakat maupun pergeseran orang dan petugas pemerintah selama ini hanya mengandalkan angkutan helikopter yang disediakan PT Freeport.

"Masyarakat Aroanop selama ini benar-benar bergantung penuh pada sarana helikopter yang disediakan perusahaan. Bayangkan kalau jalan kaki lewat gunung-gunung yang terjal dan hutan belantara itu bisa sampai delapan jam bahkan sehari penuh ke Tembagapura. Ketersediaan sarana angkutan udara ini memang sangat penting," jelasnya.

PT Freeport sejak beberapa tahun lalu membangun sebuah lapangan terbang di Ainggonggin Aroanop pada ketinggian sekitar 2.200 kaki dari permukaan laut (dpl), dengan panjang landasan 461 meter dan lebar 18 meter dan kemiringan 7-9 derajat.

Meski lapangan terbang itu sudah rampung dikerjakan sejak 2017 dan telah dilakukan uji terbang oleh sejumlah pesawat jenis twin otter dan cesna grand caravan, namun hingga kini belum juga diresmikan, apalagi dioperasikan.

Situasi keamanan yang rawan dengan keberadaan KKB beberapa waktu lalu menjadi pemicu belum bisa diresmikan sekaligus beroperasinya Lapangan Terbang Ainggonggin Aroanop tersebut.

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024