Timika (ANTARA) - Jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika melaporkan jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Timika terus meningkat drastis, dimana hingga kini sebanyak 81 warga setempat telah terjangkit penyakit yang ditularkan melalui nyamuk aedes aegypty.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular pada Dinkes Mimika, Obet Tekege di Timika, Kamis, mengatakan kasus terbanyak di wilayah Kelurahan Pasar Sentral Timika Distrik Mimika Baru dengan jumlah kasus sebanyak 32 penderita.

Ironisnya, meskipun jumlah kasus DBD di Timika semakin meningkat tajam dan telah merenggut korban jiwa satu orang, namun hingga kini Pemkab setempat belum menyatakan kasus DBD itu sebagai Kejadian Luar Biasa/KLB.

"Dinkes Provinsi Papua telah menyatakan Mimika dalam status KLB DBD. Tapi kami di daerah belum menyatakan seperti itu karena belum dikoordinasikan dengan pimpinan daerah," jelas Obet.

Penetapan status KLB terhadap suatu penyakit harus dilakukan pimpinan daerah atau minimal pejabat setingkat kepala dinas kesehatan jika pimpinan daerah tidak berada di tempat atau sedang bepergian ke luar daerah.

Menurut Obet, jajarannya terus mengampanyekan pembersihan lingkungan untuk memberantas sarang nyamuk dan mengimbau masyarakat terlibat penuh dalam upaya membersihkan lingkungan sekitar pemukiman mereka.

Saat ini, katanya, persediaan peralatan untuk pengasapan atau voging dan bubuk abate di Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK) Mimika mulai menipis. Beberapa waktu lalu Dinkes Mimika telah menyurati Dinkes Provinsi Papua untuk membantu persediaan peralatan voging dan bubuk abate, namun hingga kini belum juga dikirim.

"Langkah terbaik yang bisa dilakukan yaitu setiap rumah tangga bertanggung jawab membersihkan lingkungannya dari sarang nyamuk. Apabila ada anggota keluarga yang mengalami gejala demam atau panas tinggi, segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan," imbau Obet.

Sejauh ini kasus DBD di Timika telah menelan korban jiwa yaitu Rangga Nathaniel Tanggulungan, bocah berusia 6 tahun yang sedang duduk di bangku TK Sekolah Yayasan Tabita Sion. 
 

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Editor Papua
Copyright © ANTARA 2024