Biak (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Biak Numfor, Papua menjadikan kuburan tua Kampung Padwa Distrik Yendidori, sebagai salah satu destinasi wisata budaya unggulan daerah itu.
"Dispar sudah merenovasi jalan dan tangga menuju lokasi kuburan tua Padwa, ya untuk penataan lokasi objek wisata telah dilakukan sejak 2017/2018," ungkap Kepala Dinas Pariwisata Biak Turbey Onisimus Dangeubun di Biak.
Ia mengakui saat lokasi kuburan tua Padwa menjadi objek wisata budaya unggulan Biak telah memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal kampung Padwa.
Salah satu dampak ekonomi untuk warga Padwa, menurut Kadis Pariwisata Turbey Dangeubun, dengan menjual makanan dan minuman di lokasi wisata yang hasilnya dapat mencapai hingga Rp650 ribuan per hari.
"Ke depan kami berharap jumlah kunjungan wisatawan ke lokasi objek wisata kuburan tua Padwa dapat lebih meningkat sehingga memberikan kontribusi bagi peningkatan penghasilan warga kampung," harap Turbey Dangeubun.
Ia menyebutkan di Kampung Padwa terdapat pekuburan tua yang masih tertata rapih dalam cerukan dan goa pada tebing karang di pinggir pantai.
Pekuburan tua Padwa ini berkaitan dengan perlakuan pada tradisi upacara kematian. Upacara kematian merupakan bagian penting dalam ritual upacara dalam lingkaran hidup manusia yang secara simbolik memiliki makna yang sakral karena ada pandangan bahwa masih ada alam kehidupan lain atau alam roh dibalik kehidupan dunia ini.
Budaya adat Biak meyakini ada hubungan antara orang yang hidup dengan roh orang mati yang tercermin dalam beberapa ritual adat yang mereka lakukan terhadap orang mati.
Berdasarkan data warga Padwa meletakkan jasad dalam peti mati dari kayu kemudian dibiarkan mengering, dengan daging dan kulit yang terkelupas sehingga hanya menyisakan tulang-belulang. Prosesnya berlangsung secara manual, memanfaatkan efek uap air asin.
Setelah tinggal tulang belulang dan tengkorak, lalu diangkut dan diletakkan di tebing-tebing batu, tepat di pinggir pantai.
Dua tebing utama bernama Kakurandir dan Mukofdi menjadi tempat peristirahatan terakhir orang-orang Padwa. Lokasi kuburan ini persis berada di Kampung Padwa,
Biak adalah salah satu pulau terbesar di antara rangkaian pulau kecil di Kabupaten Biak Numfor. Memiliki banyak pantai dengan keindahan atol dan terumbu karang.
Kabupaten Biak Numfor juga merupakan gugusan pulau yang berada di sebelah utara daratan Papua dan berseberangan langsung Samudra Pasifik.
Di kampung ini tersimpan banyak sejarah dan informasi terkait dengan kehidupan masyarakat dan leluhur Suku Biak.
Di sekitar pemukiman masih dapat ditemukan kuburan tua yang terletak di dalam gua batu dan tebing karang di pinggir pantai putih.
Para pengunjung kuburan dapat menyaksikan tengkorak dan tulang belulang yang masih utuh dari leluhur Suku Biak yang mendiami Kampung Padwa, yang masih teratur rapi di beberapa tempat.
"Dispar sudah merenovasi jalan dan tangga menuju lokasi kuburan tua Padwa, ya untuk penataan lokasi objek wisata telah dilakukan sejak 2017/2018," ungkap Kepala Dinas Pariwisata Biak Turbey Onisimus Dangeubun di Biak.
Ia mengakui saat lokasi kuburan tua Padwa menjadi objek wisata budaya unggulan Biak telah memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal kampung Padwa.
Salah satu dampak ekonomi untuk warga Padwa, menurut Kadis Pariwisata Turbey Dangeubun, dengan menjual makanan dan minuman di lokasi wisata yang hasilnya dapat mencapai hingga Rp650 ribuan per hari.
"Ke depan kami berharap jumlah kunjungan wisatawan ke lokasi objek wisata kuburan tua Padwa dapat lebih meningkat sehingga memberikan kontribusi bagi peningkatan penghasilan warga kampung," harap Turbey Dangeubun.
Ia menyebutkan di Kampung Padwa terdapat pekuburan tua yang masih tertata rapih dalam cerukan dan goa pada tebing karang di pinggir pantai.
Pekuburan tua Padwa ini berkaitan dengan perlakuan pada tradisi upacara kematian. Upacara kematian merupakan bagian penting dalam ritual upacara dalam lingkaran hidup manusia yang secara simbolik memiliki makna yang sakral karena ada pandangan bahwa masih ada alam kehidupan lain atau alam roh dibalik kehidupan dunia ini.
Budaya adat Biak meyakini ada hubungan antara orang yang hidup dengan roh orang mati yang tercermin dalam beberapa ritual adat yang mereka lakukan terhadap orang mati.
Berdasarkan data warga Padwa meletakkan jasad dalam peti mati dari kayu kemudian dibiarkan mengering, dengan daging dan kulit yang terkelupas sehingga hanya menyisakan tulang-belulang. Prosesnya berlangsung secara manual, memanfaatkan efek uap air asin.
Setelah tinggal tulang belulang dan tengkorak, lalu diangkut dan diletakkan di tebing-tebing batu, tepat di pinggir pantai.
Dua tebing utama bernama Kakurandir dan Mukofdi menjadi tempat peristirahatan terakhir orang-orang Padwa. Lokasi kuburan ini persis berada di Kampung Padwa,
Biak adalah salah satu pulau terbesar di antara rangkaian pulau kecil di Kabupaten Biak Numfor. Memiliki banyak pantai dengan keindahan atol dan terumbu karang.
Kabupaten Biak Numfor juga merupakan gugusan pulau yang berada di sebelah utara daratan Papua dan berseberangan langsung Samudra Pasifik.
Di kampung ini tersimpan banyak sejarah dan informasi terkait dengan kehidupan masyarakat dan leluhur Suku Biak.
Di sekitar pemukiman masih dapat ditemukan kuburan tua yang terletak di dalam gua batu dan tebing karang di pinggir pantai putih.
Para pengunjung kuburan dapat menyaksikan tengkorak dan tulang belulang yang masih utuh dari leluhur Suku Biak yang mendiami Kampung Padwa, yang masih teratur rapi di beberapa tempat.