Timika (ANTARA) - Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) sebagai lembaga kemitraan PT Freeport Indonesia mengirim sebanyak 11 anak calon penerima beasiswa ke Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbang (BP3) Banyuwangi, untuk mengikuti seleksi di Jakarta.
Kepala Biro Pendidikan LPMAK Fransiskus Wanmang di Timika, Senin, mengatakan tahapan seleksi sepenuhnya ditangani oleh pihak BP3 Banyuwangi.
Dengan demikian kelulusan calon peserta beasiswa yang dikirim sesuai dengan standar BP3 Banyuwangi dan tidak ada interfensi pihak manapun termasuk LPMAK.
LPMAK mulai mengirim calon peserta beasiswa ke BP3 Banyuwangi setelah resmi bekerja sama dengan Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbang (BP3) Banyuwangi, pada 28 Maret 2019 lalu yang ditandai dengan penandatangan MoU di Kampus BP3 di Kompleks Bandara Blimbingsari, Jalan Agung Wilis Kecamatan Rogojampi Banyuwangi.
Fransiskus menegaskan khusus untuk program beasiswa bagi calon pilot, LPMAK hanya mengkhususkan kepada dua suku yakni Amungme dan Kamoro.
"Untuk itu syarat utama peserta beasiswa ini adalah berasal dari dua suku tersebut. Selain itu syarat yang lain adalah calon harus memiliki kemampuan akademis," ujarnya.
Untuk tahun ajaran 2019, LPMAK mengirim sebanyak 11 calon peserta yang sementara mengikuti seleksi. Mereka direkrut dari dua sekolah mitra LPMAK di Sulawesi Utara yaitu lulusan dari SMA Lokon dan SMA di Semarang yang juga sebelumnya adalah peserta beasiswa di tingkat SMA binaan Yayasan Binterbusih.
Dari 11 anak tersebut, tujuh berasal dari suku Amungme dan empat dari suku Kamoro. Fransiskus berharap agar ke-11 anak tersebut semuanya bisa lulus seleksi sehingga dapat menjadi peserta beasiswa di BP3 Banyuwangi.
Sebelum menjalin kerja sama secara resmi dengan BP3 Banyuwangi, LPMAK sebetulnya telah mengirim satu putra Amungme atas nama Jendrik Romeo Alomang yang masih mengenyam pendidikan di BP3 Banyuwangi. (*adv)
Kepala Biro Pendidikan LPMAK Fransiskus Wanmang di Timika, Senin, mengatakan tahapan seleksi sepenuhnya ditangani oleh pihak BP3 Banyuwangi.
Dengan demikian kelulusan calon peserta beasiswa yang dikirim sesuai dengan standar BP3 Banyuwangi dan tidak ada interfensi pihak manapun termasuk LPMAK.
LPMAK mulai mengirim calon peserta beasiswa ke BP3 Banyuwangi setelah resmi bekerja sama dengan Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbang (BP3) Banyuwangi, pada 28 Maret 2019 lalu yang ditandai dengan penandatangan MoU di Kampus BP3 di Kompleks Bandara Blimbingsari, Jalan Agung Wilis Kecamatan Rogojampi Banyuwangi.
Fransiskus menegaskan khusus untuk program beasiswa bagi calon pilot, LPMAK hanya mengkhususkan kepada dua suku yakni Amungme dan Kamoro.
"Untuk itu syarat utama peserta beasiswa ini adalah berasal dari dua suku tersebut. Selain itu syarat yang lain adalah calon harus memiliki kemampuan akademis," ujarnya.
Untuk tahun ajaran 2019, LPMAK mengirim sebanyak 11 calon peserta yang sementara mengikuti seleksi. Mereka direkrut dari dua sekolah mitra LPMAK di Sulawesi Utara yaitu lulusan dari SMA Lokon dan SMA di Semarang yang juga sebelumnya adalah peserta beasiswa di tingkat SMA binaan Yayasan Binterbusih.
Dari 11 anak tersebut, tujuh berasal dari suku Amungme dan empat dari suku Kamoro. Fransiskus berharap agar ke-11 anak tersebut semuanya bisa lulus seleksi sehingga dapat menjadi peserta beasiswa di BP3 Banyuwangi.
Sebelum menjalin kerja sama secara resmi dengan BP3 Banyuwangi, LPMAK sebetulnya telah mengirim satu putra Amungme atas nama Jendrik Romeo Alomang yang masih mengenyam pendidikan di BP3 Banyuwangi. (*adv)