Jakarta (ANTARA) - Mantan Gubernur NTB, Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi mengatakan setiap elit pasangan capres-cawapres memiliki kewajiban moral untuk menyelamatkan bangsa salah satunya dengan mengajak massa pendukungnya tidak melakukan tindakan anarkis.
"Saya yakin semua punya kewajiban moral," kata TGB saat ditemui di kawasan Brawijaya, Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan masing-masing elit pasangan calon harus bisa menyerukan kepada masyarakat agar menjauhkan diri mereka dari hal-hal yang bisa mengancam kepribadian masing-masing dan atau keselamatan bangsa.
Kewajiban moral menyelamatkan bangsa, kata dia, adalah kewajiban setiap pihak. Jangan sampai ajakan yang keluar dari elit justru memancing kerusuhan.
"Terbukti pada dini hari bukan bagian dari aksi damai, ada aksi liar provokator yang memancing keributan. Dan itu menimbulkan korban. Kita jauhi hal seperti itu. Kita minta penegak hukum untuk menindak tegas provokator," kata dia.
TGB mengatakan para provokator ingin menodai hak kedamaian bulan suci Ramadhan dan menimbulkan kerusuhan di tengah masyarakat.
Untuk itu, dia berharap umat Islam untuk menghindari tempat-tempat yang bisa membawa kemudaratan bagi dirinya.
"Jadi sesuatu yang boleh itu bisa kita tinggalkan, satu hak bisa tidak kita ambil dengan mempertimbangkan keselamatan, mempertimbangkan situasi dan keadaan yang ada," kata dia.
"Saya yakin semua punya kewajiban moral," kata TGB saat ditemui di kawasan Brawijaya, Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan masing-masing elit pasangan calon harus bisa menyerukan kepada masyarakat agar menjauhkan diri mereka dari hal-hal yang bisa mengancam kepribadian masing-masing dan atau keselamatan bangsa.
Kewajiban moral menyelamatkan bangsa, kata dia, adalah kewajiban setiap pihak. Jangan sampai ajakan yang keluar dari elit justru memancing kerusuhan.
"Terbukti pada dini hari bukan bagian dari aksi damai, ada aksi liar provokator yang memancing keributan. Dan itu menimbulkan korban. Kita jauhi hal seperti itu. Kita minta penegak hukum untuk menindak tegas provokator," kata dia.
TGB mengatakan para provokator ingin menodai hak kedamaian bulan suci Ramadhan dan menimbulkan kerusuhan di tengah masyarakat.
Untuk itu, dia berharap umat Islam untuk menghindari tempat-tempat yang bisa membawa kemudaratan bagi dirinya.
"Jadi sesuatu yang boleh itu bisa kita tinggalkan, satu hak bisa tidak kita ambil dengan mempertimbangkan keselamatan, mempertimbangkan situasi dan keadaan yang ada," kata dia.