Timika (ANTARA) - Manajemen PT Pelni Kantor Cabang Timika, Papua, menyiapkan Kapan Motor (KM) Perintis Sabuk Nusantara 28 untuk mengangkut penumpang mudik Lebaran dari Timika ke beberapa rute seperti Kaimana, Tual, dan Dobo.
Kepala Cabang Pelni Timika Djunaidi Idrus di Timika, Papua, Senin, mengatakan puncak arus mudik Lebaran di Pelabuhan Paumako Timika sudah terjadi pada 14 Mei lalu saat KM Leuser bertolak menuju Dobo-Tual-Saumlaki-Ambon-Namlea-Baubau-Makassar-Labuan Bajo hingga Surabaya.
Saat itu penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Paumako Timika sebanyak 1.000 orang dengan tujuan terbanyak ke Baubau, Makassar, dan Surabaya.
"Sebetulnya puncak arus mudik Lebaran di Pelabuhan Paumako Timika sudah terjadi sejak 14 Mei karena setelah itu tidak ada lagi kapal yang bertolak ke rute-rute di wilayah barat sampai hari raya Lebaran tiba. Adapun KM Sirimau baru berangkat dari Pelabuhan Paumako dengan tujuan Dobo dan Tual pada 6 Juni 2019. Kami perkirakan jumlah penumpang yang berangkat tidak sebanyak yang menumpang KM Leuser karena sudah memasuki hari raya Lebaran," jelas Djunaidi.
Sehubungan dengan itu, pihak Pelni Timika mengimbau warga yang hendak mudik Lebaran di wilayah terdekat Timika seperti Kaimana, Dobo, dan Tual, agar dapat memanfaatkan fasilitas KM Perintis Sabuk Nusantara 28 yang rute pelayarannya lebih pendek setiap dua pekan sekali.
"Kehadiran KMP Sabuk Nusantara 28 ini sebetulnya cukup membantu masyarakat, sebab kalau kapal Pelni yang besar sudah penuh atau jadwalnya tidak pas maka bisa memanfaatkan kapal perintis yang memiliki kapasitas lebih dari 400 kursi. Tiket pelayaran kapal perintis pun jauh lebih murah dibanding kapal Pelni yang berukuran besar," kata Djunaidi.
Ia mengakui jumlah penumpang yang berangkat menggunakan kapal Pelni (termasuk kapal perintis) dari Pelabuhan Paumako Timika akhir-akhir ini cukup meningkat drastis dibandingkan kondisi sebelum-sebelumnya.
Hal itu terjadi lantaran sebagian penumpang beralih menggunakan angkutan laut ketimbang pesawat terbang yang harga tiketnya sangat mahal.
"Memang ada peningkatan jumlah penumpang Pelni dari Timika dalam rentang waktu tiga bulan terakhir. Bisa jadi karena harga tiket penerbangan dari Timika ke Makassar, Denpasar, dan Jakarta, selama ini sangat mahal," kata Djunaidi.
Jajaran Pelni Timika terus mengimbau calon penumpang agar membeli tiket jauh-jauh hari sebelum jadwal keberangkatan kapal. Tiket kapal Pelni selalu tersedia pada loket penjualan di Kantor Cabang Pelni Timika Jalan Kartini Kelurahan Inauga.
"Kami juga menyediakan tiket di Pelabuhan Paumako saat kapal hendak berangkat untuk mengantisipasi jangan sampai ada penumpang yang belum memiliki tiket," katanya.
Apalagi, lanjut diam sekarang ini diberlakukan ketentuan one man one seat yaitu penumpang harus sesuai dengan nomor kursinya, dengan bebas membawa bagasi seberat 40 kilogram.
Kepala Cabang Pelni Timika Djunaidi Idrus di Timika, Papua, Senin, mengatakan puncak arus mudik Lebaran di Pelabuhan Paumako Timika sudah terjadi pada 14 Mei lalu saat KM Leuser bertolak menuju Dobo-Tual-Saumlaki-Ambon-Namlea-Baubau-Makassar-Labuan Bajo hingga Surabaya.
Saat itu penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Paumako Timika sebanyak 1.000 orang dengan tujuan terbanyak ke Baubau, Makassar, dan Surabaya.
"Sebetulnya puncak arus mudik Lebaran di Pelabuhan Paumako Timika sudah terjadi sejak 14 Mei karena setelah itu tidak ada lagi kapal yang bertolak ke rute-rute di wilayah barat sampai hari raya Lebaran tiba. Adapun KM Sirimau baru berangkat dari Pelabuhan Paumako dengan tujuan Dobo dan Tual pada 6 Juni 2019. Kami perkirakan jumlah penumpang yang berangkat tidak sebanyak yang menumpang KM Leuser karena sudah memasuki hari raya Lebaran," jelas Djunaidi.
Sehubungan dengan itu, pihak Pelni Timika mengimbau warga yang hendak mudik Lebaran di wilayah terdekat Timika seperti Kaimana, Dobo, dan Tual, agar dapat memanfaatkan fasilitas KM Perintis Sabuk Nusantara 28 yang rute pelayarannya lebih pendek setiap dua pekan sekali.
"Kehadiran KMP Sabuk Nusantara 28 ini sebetulnya cukup membantu masyarakat, sebab kalau kapal Pelni yang besar sudah penuh atau jadwalnya tidak pas maka bisa memanfaatkan kapal perintis yang memiliki kapasitas lebih dari 400 kursi. Tiket pelayaran kapal perintis pun jauh lebih murah dibanding kapal Pelni yang berukuran besar," kata Djunaidi.
Ia mengakui jumlah penumpang yang berangkat menggunakan kapal Pelni (termasuk kapal perintis) dari Pelabuhan Paumako Timika akhir-akhir ini cukup meningkat drastis dibandingkan kondisi sebelum-sebelumnya.
Hal itu terjadi lantaran sebagian penumpang beralih menggunakan angkutan laut ketimbang pesawat terbang yang harga tiketnya sangat mahal.
"Memang ada peningkatan jumlah penumpang Pelni dari Timika dalam rentang waktu tiga bulan terakhir. Bisa jadi karena harga tiket penerbangan dari Timika ke Makassar, Denpasar, dan Jakarta, selama ini sangat mahal," kata Djunaidi.
Jajaran Pelni Timika terus mengimbau calon penumpang agar membeli tiket jauh-jauh hari sebelum jadwal keberangkatan kapal. Tiket kapal Pelni selalu tersedia pada loket penjualan di Kantor Cabang Pelni Timika Jalan Kartini Kelurahan Inauga.
"Kami juga menyediakan tiket di Pelabuhan Paumako saat kapal hendak berangkat untuk mengantisipasi jangan sampai ada penumpang yang belum memiliki tiket," katanya.
Apalagi, lanjut diam sekarang ini diberlakukan ketentuan one man one seat yaitu penumpang harus sesuai dengan nomor kursinya, dengan bebas membawa bagasi seberat 40 kilogram.