Dogiyai (ANTARA) - Warga Kampung Bamomani, Distrik Mapia, Kabuten Dogiyai, Provinsi Papua, Selasa menyambut gembira kehadiran Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Kompak 86.988.09 di daerah tersebut.

Kepala Distrik Mapia Yohanes Butu mewakili Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa di hadapan Kabid Hukum Kementerian ESDM Hufron Asrofi, Region Manager Retail Fuel MOR VIII PT Pertamina Maluku dan Papua Fanda Fanda Chrismianto, BPH Migas Darsono, dan para tamu undangan mengaku bangga dan senang pemerintah pusat sangat memperhatikan daerahnya dalam hal pemenuhan ekonomi warga khususnya BBM.

"Di Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia, membeli BBM jenis premium dengan Rp6.450/liter, kami juga di Mapia bisa merasakan hal yang sama dengan adanya SPBU Kompak milik Pak Fransiskus Wagei," katanya.

SPBU Kompak, kata dia, bukan hanya akan melayani kebutuhan BBM untuk Distrik Mapia yang memiliki tujuh kampung dengan 16 ribu lebih jiwa atau penduduk yang pada umumnya bermata pencarian petani.

"Tetapi juga akan melayani empat distrik lainnya. Jika Mapia digabung dengan empat distrik ini, maka jumlah penduduknya sebanyak 73 ribu lebih. Tiga distrik di antaranya hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Maka dari itu kami harapkan selalu ada ketersediaan BBM, bila perlu buka lagi SPBU yang baru," katanya menyarankan.

Menurut dia, dengan kehadiran SPBU Kompak tersebut telah menunjukkan komitmen pemerintahan Presiden Jokowi untuk membangun Papua khususnya daerah yang berada di pedalaman atau pelosok yang biasa disebut daerah tertinggal, terluar, terjauh atau lainnya.

"Kami bangga dengan program BBM Satu Harga yang dibuat oleh Jokowi lewat Pertamina. Untuk itu, saya ajak warga untuk dukung program dari pemerintah ini," kata Yohanes.

Pemilik dan pengelola SPBU Kompak, Fransiskus Wagei menjelaskan bahwa usahanya itu baru berjalan dua bulan terakhir dan antusias warga untuk mendapatkan BBM jenis premium serta solar dengan harga sama seperti di daerah lainnya sangat besar.

"Jatah atau kuota kami disini itu, untuk BBM jenis premium 40 KL dan solar 60 KL per bulan, karena rata-rata untuk digunakan sebagai transportasi darat serta aktivitas warga," katanya.

Ia mengakui bahwa untuk penyaluran dua jenis BBM tersebut masih menggunakan sistem canting, namun beberapa waktu ke depan akan menggunakan sistem nozle.

"Tapi sistem nozle nya manual, masih digerakkan pakai tangan. Harapannya warga bisa mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan selalu tersedia BBM, " kata Fransiskus.

Sementara itu, Jeremias, salah satu warga yang berprofesi sebagai tukang ojek mengaku sangat terbantu dengan kehadiran SPBU Kompak di Kampung Bamomani.

"Selama ini kami dapatkan BBM jenis premium di Moenamani, ibu kota Kabupaten Dogiyai dengan harga bervariasi dari Rp10 ribu hingga Rp20 ribu/liter, itu ada yang premium atau pertalite," katanya.

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024