Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua menyatakan tidak bertanggung jawab untuk mengembalikan sejumlah mahasiswa yang telah pulang ke kampung halaman di Jayawijaya.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Senin, mengatakan tidak ada imbauan dari pemerintah daerah agar mahasiswa meninggalkan kota atau tempat mereka kuliah.
"Kalau Majelis Rakyat Papua (MRP) yang minta mahasiswa pulang berarti MRP yang tanggung jawab karena kami dari pemkab tidak pernah mengeluarkan surat imbauan untuk mahasiswa pulang ke Jayawijaya," katanya.
Jhon mengaku ada sejumlah mahasiswa Jayawijaya di luar Papua yang sudah kembali ke kampung halaman.
"Umumnya banyak yang sudah pulang, apalagi yang studi di Manado. Kami belum ke sana tetapi informasi sebagian besar sudah ada di Wamena maupun Jayapura," katanya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh bupati, sebagian mahasiswa Jayawijaya dipulangkan oleh orang tua mereka karena trauma. Misalnya, mahasiswa yang berada di Makassar, Jakarta, dan Surabaya.
Dari kunjungan bupati ke Makassar, kata dia, seluruh mahasiswa di Sulawesi Seletan itu ingin pulang ke Papua.
"Misalnya 26 orang mahasiswa yang masih tersisa di Makassar itu juga ingin pulang, tetapi setelah saya jelaskan situasi Papua akhirnya mereka memilih melanjutkan kuliah," katanya.
Dari tiga kota yang dikunjungi bupati untuk melihat mahasiswa di sana, Pemkab Jayawijaya mengundang Danramil, Kapolsek, camat, lurah, RT/RW setempat untuk menjadi jaminan keamanan bagi mahasiswa Papua di masih-masing darah tersebut.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Senin, mengatakan tidak ada imbauan dari pemerintah daerah agar mahasiswa meninggalkan kota atau tempat mereka kuliah.
"Kalau Majelis Rakyat Papua (MRP) yang minta mahasiswa pulang berarti MRP yang tanggung jawab karena kami dari pemkab tidak pernah mengeluarkan surat imbauan untuk mahasiswa pulang ke Jayawijaya," katanya.
Jhon mengaku ada sejumlah mahasiswa Jayawijaya di luar Papua yang sudah kembali ke kampung halaman.
"Umumnya banyak yang sudah pulang, apalagi yang studi di Manado. Kami belum ke sana tetapi informasi sebagian besar sudah ada di Wamena maupun Jayapura," katanya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh bupati, sebagian mahasiswa Jayawijaya dipulangkan oleh orang tua mereka karena trauma. Misalnya, mahasiswa yang berada di Makassar, Jakarta, dan Surabaya.
Dari kunjungan bupati ke Makassar, kata dia, seluruh mahasiswa di Sulawesi Seletan itu ingin pulang ke Papua.
"Misalnya 26 orang mahasiswa yang masih tersisa di Makassar itu juga ingin pulang, tetapi setelah saya jelaskan situasi Papua akhirnya mereka memilih melanjutkan kuliah," katanya.
Dari tiga kota yang dikunjungi bupati untuk melihat mahasiswa di sana, Pemkab Jayawijaya mengundang Danramil, Kapolsek, camat, lurah, RT/RW setempat untuk menjadi jaminan keamanan bagi mahasiswa Papua di masih-masing darah tersebut.