Biak (ANTARA) - Markas Komando Pangkalan Udara Manuhua Biak, Papua telah memulangkan 349 pengungsi korban kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, dengan pesawat hercules ke berbagai kota asal tujuan warga diantaranya Makassar, Malang serta tiga kota di Papua, yakni Biak, Supiori dan Serui, Kabupaten Yapen Kepulauan, Rabu (2/10).
Kepala Penerangan Pangkalan Udara Manuhua Biak Letkol (Sus) Manggapul Simanjuntak menyebutkan pemulangan pengungsi korban kerusuhan Wamena ke Bandara Biak terdiri dari dua kali penerbangan diangkut pesawat Hercules C-130 nomor registrasi A-1336 milik TNI Angkatan Udara.
"Sebanyak 179 korban kerusuhan Wamena dan diberangkatkan pada Rabu (2/10) pagi dengan tujuan Makassar dan Malang dengan pesawat Hercules C-130 nomor registrasi A-1305 serta pada pukul 08.46 WIT dipulangkan lagi sebanyak 170 korban tujuan Biak, Supiori dan Serui," ungkap Kepala Penerangan Letkol Manggapul Simanjuntak melalui keterangan tertulis, Rabu malam.
Ia mengatakan khusus untuk kedatangan 170 pengungsi untuk dipulangkan ke Biak, Supiori, dan Serui sebagian besar terdiri 111 orang dewasa, empat diantaranya ibu hamil, 40 orang anak-anak serta 19 balita/bayi.
Abdullah, salah seorang pengungsi asal Jawa menceritakan kisahnya setelah rumah kos tempat tinggalnya dibakar hingga ia diancam hendak dibunuh, namun dicegah oleh tetua adat setempat.
"Orang ini jangan dibunuh, ini teman kita," ujar Abdullah menirukan kata-kata tetua adat setempat dengan nada sedih mengingat peristiwa kerusuhan Wamena pada Senin (23/9) yang merengut banyak korban meninggal.
Abdullah menyampaikan terima kasih kepada institusi TNI Angkatan Udara yang telah menyediakan angkutan udara secara cuma-cuma kepada korban kerusuhan Wamena yang akan pulang ke kampung halaman.
Ia mengakui adanya dukungan pesawat angkutan bagi korban kerusuhan Wamena sangat membantu warga untuk bisa keluar dari Wamena.
Abdullah mengucap syukur alhamdulillah dan terimakasih kepada pimpinan TNI Angkatan Udara yang telah menyediakan dukungan pesawat angkut Hercules membawa korban kerusuhan keluar dari Wamena.
"Bantuan pesawat Hercules yang telah mengangkut keluarga saya termasuk orang yang pertama dapat diangkut pesawat Hercules sehingga dapat mengungsi ke Lanud Silas Papare Sentani. Di sana kami disambut dengan baik, hidangan terpenuhi, alhamdulillah tempat menginap yang diberikan TNI-AU cukup memadai," ungkap Abdullah penuh haru.
Kapentak Letkol Manggapul menyebut, ketika korban kerusuhan Wamena tiba dipulangkan ke Lanud Manuhua disambut Komandan Lanud Manuhua Marsma TNI Daan Sulfi bersama pejabat TNI AU lainnya.
Hingga hari Rabu pukul 19.00 WIT sejumlah pengungsi korban kerusuhan Wamena masih menginap di mess transit Lanud Manuhua STAB Baling-baling, Kelurahan Karang Mulia sambil menanti kepulangan ke kampung halaman.
Kepala Penerangan Pangkalan Udara Manuhua Biak Letkol (Sus) Manggapul Simanjuntak menyebutkan pemulangan pengungsi korban kerusuhan Wamena ke Bandara Biak terdiri dari dua kali penerbangan diangkut pesawat Hercules C-130 nomor registrasi A-1336 milik TNI Angkatan Udara.
"Sebanyak 179 korban kerusuhan Wamena dan diberangkatkan pada Rabu (2/10) pagi dengan tujuan Makassar dan Malang dengan pesawat Hercules C-130 nomor registrasi A-1305 serta pada pukul 08.46 WIT dipulangkan lagi sebanyak 170 korban tujuan Biak, Supiori dan Serui," ungkap Kepala Penerangan Letkol Manggapul Simanjuntak melalui keterangan tertulis, Rabu malam.
Ia mengatakan khusus untuk kedatangan 170 pengungsi untuk dipulangkan ke Biak, Supiori, dan Serui sebagian besar terdiri 111 orang dewasa, empat diantaranya ibu hamil, 40 orang anak-anak serta 19 balita/bayi.
Abdullah, salah seorang pengungsi asal Jawa menceritakan kisahnya setelah rumah kos tempat tinggalnya dibakar hingga ia diancam hendak dibunuh, namun dicegah oleh tetua adat setempat.
"Orang ini jangan dibunuh, ini teman kita," ujar Abdullah menirukan kata-kata tetua adat setempat dengan nada sedih mengingat peristiwa kerusuhan Wamena pada Senin (23/9) yang merengut banyak korban meninggal.
Abdullah menyampaikan terima kasih kepada institusi TNI Angkatan Udara yang telah menyediakan angkutan udara secara cuma-cuma kepada korban kerusuhan Wamena yang akan pulang ke kampung halaman.
Ia mengakui adanya dukungan pesawat angkutan bagi korban kerusuhan Wamena sangat membantu warga untuk bisa keluar dari Wamena.
Abdullah mengucap syukur alhamdulillah dan terimakasih kepada pimpinan TNI Angkatan Udara yang telah menyediakan dukungan pesawat angkut Hercules membawa korban kerusuhan keluar dari Wamena.
"Bantuan pesawat Hercules yang telah mengangkut keluarga saya termasuk orang yang pertama dapat diangkut pesawat Hercules sehingga dapat mengungsi ke Lanud Silas Papare Sentani. Di sana kami disambut dengan baik, hidangan terpenuhi, alhamdulillah tempat menginap yang diberikan TNI-AU cukup memadai," ungkap Abdullah penuh haru.
Kapentak Letkol Manggapul menyebut, ketika korban kerusuhan Wamena tiba dipulangkan ke Lanud Manuhua disambut Komandan Lanud Manuhua Marsma TNI Daan Sulfi bersama pejabat TNI AU lainnya.
Hingga hari Rabu pukul 19.00 WIT sejumlah pengungsi korban kerusuhan Wamena masih menginap di mess transit Lanud Manuhua STAB Baling-baling, Kelurahan Karang Mulia sambil menanti kepulangan ke kampung halaman.