Timika (ANTARA) - Sebanyak 1.313 pelajar dan mahasiswa Papua asal Suku Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan lain di Kabupaten Mimika mendapatkan biaya pendidikan berupa beasiswa dari Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK).

Kepala Biro Pendidikan LPMAK Fransiskus Wanmang di Timika, Jumat, mengatakan para pelajar dan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa pendidikan dari LPMAK tersebut tersebar di berbagai kota studi di Indonesia mulai dari Papua yaitu Jayapura, Manokwari, Sulawesi Utara, dan berbagai kota di Pulau Jawa.

Pemberian bantuan biaya pendidikan itu merupakan salah satu program utama LPMAK melalui biro pendidikan.

LPMAK sendiri merupakan lembaga yang mengelola dana kemitraan dari PT Freeport Indonesia untuk pemberdayaan masyarakat lokal di sekitar area pertambangan di Kabupaten Mimika.

"Peran PT Freeport melalui LPMAK sangat besar untuk membantu upaya mencerdaskan anak-anak asli Suku Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan lain di Kabupaten Mimika, sehingga mereka bisa mendapatkan pendidikan yang layak," kata Fransiskus.

Ia mengatakan beberapa orang mahasiswa asli Papua dari Suku Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan lainnya di Mimika kini menempuh studi di luar negeri dengan biaya sepenuhnya ditanggung LPMAK.

"Ada tiga orang mahasiswa sekarang sedang melanjutkan studi di Jerman, tiga orang lagi di Filipina dan empat orang di China. Tidak itu saja, satu mahasiswa kini tengah menyelesaikan pendidikan doktoral di Malang. Ada beberapa lagi yang sedang menyelesaikan pendidikan kedokteran dan penerbangan," kata Fransiskus.

LPMAK berharap anak-anak asli Papua yang menerima bantuan beasiswa tersebut serius menyelesaikan studi mereka sebagai persiapan menyongsong masa depan dalam situasi dunia yang sarat dengan persaingan ketat di berbagai bidang.

Proses perekrutan peserta beasiswa LPMAK, katanya, melalui kerja sama dengan lembaga mitra dari berbagai perguruan tinggi dan sekolah.

"Kami datangkan mitra untuk melakukan tes anak-anak di Timika. Kalau mereka lulus tes, mereka akan dikirim ke lembaga studi yang sudah bekerja sama dengan LPMAK. Ada juga peserta beasiswa kategori umum. Kami punya kewajiban untuk melakukan monitoring anak-anak ini yaitu tiga kali setahun. Bagi anak-anak yang tidak mau mengikuti aturan pedoman beasiswa maka tidak segan-segan kami berhentikan," katanya.

Sesuai rencana strategis (renstra), selanjutnya LPMAK akan memprioritaskan pengiriman pelajar dan mahasiswa dengan berorientasi pada jurusan-jurusan eksakta seperti teknik, pertambangan, penerbangan, termasuk juga keguruan dan kesehatan mengingat jurusan-jurusan tersebut dinilai masih cukup langka.

"Kami akan fokuskan anak-anak untuk memilih jurusan eksakta, selain itu juga keguruan dan kesehatan agar benar-benar nantinya bisa menjawab kebutuhan daerah, sebab sampai sekarang Mimika dan Papua pada umumnya masih langka tenaga kependidikan dan kesehatan terutama yang bertugas di pedalaman dan pesisir ," katanya.

Fransiskus mengharapkan anak-anak yang dikirim ini nantinya kembali untuk menjadi pengajar dan tenaga kesehatan yang akan melayani masyarakat di wilayah pedalaman. .
 

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024