Jayapura (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan penurunan harga pada transportasi, komunikasi dan jasa keuangan secara umum pengaruhnya mendominasi sehingga menyebabkan deflasi yang dialami Kota Jayapura sebesar 0,35 persen per Oktober 2019.

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Papua Bambang Wahyu Ponco Aji di Jayapura, Jumat, mengatakan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil sebesar minus 0,23 persen serta kelompok bahan makanan sebesar minus 0,17 persen terhadap total deflasi di Kota Jayapura.

"Kondisi Kota Jayapura tersebut sama dengan bulan sebelumnya yang juga mengalami deflasi sebesar 1,26 persen," katanya.

Menurut Bambang, faktor pemicu lainnya sehingga menyebabkan terjadinya deflasi yakni penurunan harga cabai rawit dan merah, tarif angkutan udara, bawang merah dan putih, tomat buah dan sayur, daging ayam ras, daging sapi, kubis serta komoditas lainnya.

"Di Kota Jayapura perkembangan inflasi tahun berjalan Oktober 2019 mencapai 0,91 persen di mana pencapaian ini lebih rendah dan terkendali dibandingkan Oktober 2018 yang sebesar 3,83 persen," ujarnya.

Dia menjelaskan berdasarkan pantauan inflasi "month to month" tercatat selama lima bulan terakhir di Kota Jayapura mengalami fenomena deflasi secara terus menerus di mana memperhatikan besaran capaiannya "year on year", BPS Provinsi Papua menilai kondisinya masih terkendali.

"Secara umum, mengingat besaran andil penyumbang deflasi didominasi kelompok bahan makanan maka pemerintah perlu mengantisipasi terhadap potensi gejolak harga di masa mendatang yang disebabkan ketersediaan stok di pasar," katanya lagi.

Dia menambahkan namun demikian, pemerintah perlu mencermati lebih jauh terkait fenomena deflasi yang terjadi terus menerus tersebut, diperlukan monitoring terhadap gejala kelesuan yang mungkin timbul pada para pelaku ekonomi untuk segera disikapi dan diantisipasi segera.

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024