Jayapura (ANTARA) - Anggota DPR dari Fraksi Gerindra, Yan Permenas Mandenas menyosialisasikan empat pilar kebangsaan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) di Kota Jayapura, Papua, Rabu.

"Tujuan dari kegiatan ini antara lain bagaimana kita berikan pemahaman tentang wawasan berbangsa dan bernegara kepada mahasiswa. Yang kedua, memang forum ini terbatas, tapi kita harapkan akan terus kita lakukan terkait wawasan kebangsaan kepada mahasiswa terutama di Uncen, nanti kita cari format lagi untuk lebih besar lagi," katanya.

Selain itu, kata Yan,  yang tergabung dalam Komisi I DPR RI bidang pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika serta intelijen mengatakan tujuan lainnya adalah bagiamana memberikan pencerahan dan pemahaman soal kesadaran hukum sebagai warga negara dan generasi penerus bangsa.

"Tentunya sangat berkepentingan mereka harus paham tentang empat pilar kebangsaan, yang pertama Pancasila, kedua UUD 1945, ketiga Bhineka Tunggal Ika dan keempat Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI," katanya.

Hal ini, kata dia, penting agar para mahasiswa melakukan atau mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga menyampaikan kepada sesama rekan mahasiswa lainnya.

"Ini penting untuk mereka pahami, supaya doktrin ini benar-benar mereka bawa. Sebab, kita tidak mau mahasiswa ini terpapar dengan doktrin-doktrin diluar empat pilar tadi. Karena Pancasila merupakan doktrin yang seharusnya mereka anut dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Dengan berpedoman kepada empat pilar tersebut, kata Yan, para mahasiswa Papua sebagai generasi penerus bangsa dapat bertumbuh menjadi pemimpin bangsa yang mempunyai wawasan kebangsaan yang cukup mumpuni.

"Tntunya itu akan berdampak kepada teman-teman lainnya. Kami harapkan bahwa dengan begitu maka adik-adik mahasiwa kedepan bisa digalang dan diberikan pemahaman secara terus menerus, sehingga mereka bisa memahami masa depan mereka, karena biasanya mereka ikut aktivitas yang merugikan mereka sendiri," katanya.

Yan mengakui bahwa sosialisasi empat pilar kebangsaan itu juga merupakan bagian dari untuk menangkal isu 1 Desember yang oleh sekelompok warga menilai lain.

"Saya pikir memang salah satunya juga, bagaimana memantau secara langsung persiapan dan aktivitas dari para dosen dan mahasiswa ini untuk tidak terfokus pada isu 1 Desember yang sengaja dikembangkan olehg kelompok tertentu yang tidak puas dengan pemerintah, terhadap pembangunan dan jiwanya mungkin masih kental dengan latar belakang sejarah dan paradigma serta doktrinya belum berubah," katanya.

Alumni Universitas Indonesia itu juga mengajak agar para kelompok yang beseberangan seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau Komite Nasional Papua Barat (KNPB) atau juga lainnya, agar lebih mementingkan proses dialog.

"Kalau dialog pasti ada win-win solution yang kita dapatkan, tapi kalau tidak melalui dialog sudah pasti kita akan menemui proses hukum yang panjang dan itu kita akan alami kerugian besar bagi masyarakat, aktivitas ekonomi dan lainnya," katanya.

Pewarta : Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024