Jayapura (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan Kota Jayapura mengalami inflasi sebesar 0,85 persen selama November 2019, yang dipengaruhi kenaikan harga pada kelompok bahan makanan.

Kepala BPS Provinsi Papua Simon Sapari, di Jayapura, Senin, mengatakan secara umum inflasi tersebut didominasi oleh pengaruh kenaikan harga pada kelompok bahan makanan yang memberikan andil total sebesar 0,87 persen terhadap total inflasi di Kota Jayapura.

"Kondisi tersebut berbeda dengan bulan sebelumnya di mana Kota Jayapura mengalami deflasi sebesar 0,35 persen," katanya.

Menurut Simon, berdasarkan pantaun inflasi month to month tercatat bahwa setelah beberapa bulan terakhir di Kota Jayapura mengalami fenomena deflasi terus menerus, sedangkan pada November 2019 justru terjadi pembalikan arah atau terjadi inflasi.

"Menperhatikan besaran capaian inflasi tahun kalender serta inflasi year on year, BPS Provinsi Papua menilai bahwa kondisi inflasi masih terkendali," ujarnya.

Dia menjelaskan secara umum, mengingat besaran andil penyumbang inflasi didominasi oleh kelompok bahan makanan, maka pemerintah perlu mengantisipasi potensi gejolak harga di masa mendatang khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru.

"Ketersediaan stok bahan makanan pokok di pasaran perlu dipantau oleh pemerintah beserta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) agar potensi gejolak harga dapat dikendalikan dan diantisipasi sejak dini," katanya lagi.

Dia menambahkan di Kota Jayapura perkembangan inflasi tahun berjalan November 2019 mencapai minus 0,06 persen di mana pencapaian ini lebih rendah dan terkendali dibandingkan November 2018 yang sebesar 5,00 persen.

Pewarta : Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024