Jayapura (ANTARA) - Warga Kampung Holtekam, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, pada Sabtu siang sekitar pukul 12.10 WIT akhirnya membuka blokade yang dilakukan di ruas Jalan Holtekam-Skouw.
Kapolsek Muara Tami AKP Jubelina Wally ketika dihubungi pada Sabtu mengatakan pemicu pemblokadean jalan yang menghubungkan perbatasan RI-PNG itu karena aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh sejumlah oknum warga terhadap AY, seorang pemuda Kampung Holtekam, hingga akhirnya mendapatkan perawatan medis.
"Tapi, sekitar pukul 11.10 WIT, perwakilan keluarga korban (AY) dari Kampung Holtekam sudah ke Mapolsek Muara Tami menemui Kanit Reskrim Iptu Waris untuk menjelaskan duduk persoalan," tuturnya.
Di Mapolsek Muara Tami, kata dia, pihak keluarga korban dari Kampung Holtekam meminta agar pihak kepolisian menangkap dan memproses hukum sejumlah oknum warga yang melakukan kekerasan tersebut.
"Perwakilan keluarga korban meminta agar masalah pengeroyokan segera ditangani, karena AY menjadi korban dari kesalahpahaman sekelompok oknum warga," ucapnya.
Kepada perwakilan keluarga korban, kata dia, Iptu Waris menyampaikan sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan penanggung jawab oknum warga yang melakukan kekerasan.
"Pihak yang melakukan kekerasan telah mengakui bahwa tindakan itu adalah salah sasaran, sehingga siap untuk bertanggung jawab. Dan Polsek Muara Tami segera menangkap para pelaku kekerasan," ujarnya.
Setelah itu, lanjut mantan Kabagren Polresta Jayapura Kota itu, perwakilan dari keluarga korban kembali ke Kampung Holtekam guna menyampaikan hasil pertemuan di Mapolsek Muara Tami kepada warga bahwa persoalan sudah ditangani oleh aparat kepolisian, sehingga blokade jalan harus dibuka.
"Saya bersama Wakapolsek Muara Tami dan Danramil Muara Tami Lettu Inf Meraudje serta masyarakat secara bersama-sama membuka blokade jalan dan berdoa agar pelaku pengeroyokan segera ditangkap," ungkapnya.
Sehari sebelumnya, sejumlah warga berhenti diareal pantai untuk makan bakso, kemudian didatangi oleh oknum pemuda Holtekam untuk meminta uang parkir, namun hal itu ditolak karena beralasan hanya berhenti di lokasi tersebut untuk makan bakso.
Karena permintaan tidak dipenuhi, salah satu warga yang sedang makan bakso akhirnya dianiaya.
Seorang warga yang dianiaya tersebut melaporkan kepada rekan-rekannya di Pantai Hamadi dan kembali ke Pantai Holtekam untuk mencari pelaku penganiaya.
Namun, tidak menemukan oknum pemuda yang melakukan penganiayaan sehingga melancarkan kekerasan secara membabi buta hingga sebabkan AY luka dibagian kepala dan tangan.
AY adalah korban salah sasaran, yang dilakukan oleh sejumlah oknum warga yang sebelumnya dianiaya di pantai Holtekam.
Hal inilah yang langsung menjadi pemicu warga Kampung Holtekam marah dan melakukan pemblokadean ruas jalan Holtekam-Skouw menuju perbatasan RI-PNG, akibat kesalahpahaman.
Kapolsek Muara Tami AKP Jubelina Wally ketika dihubungi pada Sabtu mengatakan pemicu pemblokadean jalan yang menghubungkan perbatasan RI-PNG itu karena aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh sejumlah oknum warga terhadap AY, seorang pemuda Kampung Holtekam, hingga akhirnya mendapatkan perawatan medis.
"Tapi, sekitar pukul 11.10 WIT, perwakilan keluarga korban (AY) dari Kampung Holtekam sudah ke Mapolsek Muara Tami menemui Kanit Reskrim Iptu Waris untuk menjelaskan duduk persoalan," tuturnya.
Di Mapolsek Muara Tami, kata dia, pihak keluarga korban dari Kampung Holtekam meminta agar pihak kepolisian menangkap dan memproses hukum sejumlah oknum warga yang melakukan kekerasan tersebut.
"Perwakilan keluarga korban meminta agar masalah pengeroyokan segera ditangani, karena AY menjadi korban dari kesalahpahaman sekelompok oknum warga," ucapnya.
Kepada perwakilan keluarga korban, kata dia, Iptu Waris menyampaikan sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan penanggung jawab oknum warga yang melakukan kekerasan.
"Pihak yang melakukan kekerasan telah mengakui bahwa tindakan itu adalah salah sasaran, sehingga siap untuk bertanggung jawab. Dan Polsek Muara Tami segera menangkap para pelaku kekerasan," ujarnya.
Setelah itu, lanjut mantan Kabagren Polresta Jayapura Kota itu, perwakilan dari keluarga korban kembali ke Kampung Holtekam guna menyampaikan hasil pertemuan di Mapolsek Muara Tami kepada warga bahwa persoalan sudah ditangani oleh aparat kepolisian, sehingga blokade jalan harus dibuka.
"Saya bersama Wakapolsek Muara Tami dan Danramil Muara Tami Lettu Inf Meraudje serta masyarakat secara bersama-sama membuka blokade jalan dan berdoa agar pelaku pengeroyokan segera ditangkap," ungkapnya.
Sehari sebelumnya, sejumlah warga berhenti diareal pantai untuk makan bakso, kemudian didatangi oleh oknum pemuda Holtekam untuk meminta uang parkir, namun hal itu ditolak karena beralasan hanya berhenti di lokasi tersebut untuk makan bakso.
Karena permintaan tidak dipenuhi, salah satu warga yang sedang makan bakso akhirnya dianiaya.
Seorang warga yang dianiaya tersebut melaporkan kepada rekan-rekannya di Pantai Hamadi dan kembali ke Pantai Holtekam untuk mencari pelaku penganiaya.
Namun, tidak menemukan oknum pemuda yang melakukan penganiayaan sehingga melancarkan kekerasan secara membabi buta hingga sebabkan AY luka dibagian kepala dan tangan.
AY adalah korban salah sasaran, yang dilakukan oleh sejumlah oknum warga yang sebelumnya dianiaya di pantai Holtekam.
Hal inilah yang langsung menjadi pemicu warga Kampung Holtekam marah dan melakukan pemblokadean ruas jalan Holtekam-Skouw menuju perbatasan RI-PNG, akibat kesalahpahaman.