Jakarta (ANTARA) - Ahli gizi Lidya Sembiring tergerak menjadi relawan penanganan COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet ketika melihat banyak teman medis berjuang di garis depan dan merasakan duka ketika dosen yang dikenalnya juga berpulang.

"Dorongan awal saya melihat teman-teman perawat dan tenaga medis yang berjuang di garis depan lalu ada beberapa dosen saya yang dipanggil oleh Tuhan. Di situ hati saya tergerak," kata Lidya dalam konferensi pers yang diadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB di Jakarta, Rabu.

Lidya mengatakan meski tidak menjadi relawan garis depan yang langsung merawat pasien dalam pengawasan (PDP) atau orang yang sudah positif COVID-19 di RS Darurat Wisma Atlet, tapi dia dapat menjadi penyokong untuk memastikan tenaga medis mendapatkan imun maksimal dari makanan bergizi.

Dengan imun maksimal, tenaga medis bisa dengan optimal melakukan perawatan orang yang berstatus PDP dan positif terinfeksi penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru itu.

Penjagaan imun, yang penting untuk menghadapi COVID-19, tentu penting untuk tenaga medis yang setiap harinya memiliki risiko penularan.

"Di situlah kita ahli gizi terus concern supaya khususnya tenaga medis dan pasien mendapatkan sesuai kebutuhannya," kata dia.

Relawan ahli gizi bertugas untuk memastikan tenaga medis dan pasien mendapatkan asupan aneka ragam makanan yang memiliki kandungan protein tinggi. Karena salah satu yang mendukung sistem imun adalah konsumi sumber protein seperti daging ayam, sapi dan ikan.

Selain memodifikasi asupan makanan bergizi, para relawan ahli gizi juga melakukan survei pelayanan untuk memastikan memberikan pelayanan terbaik baik untuk tenaga medis maupun pasien, kata dia.*
 

Pewarta : Prisca Triferna Violleta
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024