Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan bantuan 5.635 masker kain dan 4.030 tablet vitamin kepada masyarakat pesisir dan pelaku wisata di Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) Kupang.
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP, Aryo Hanggono, dalam rilis di Jakarta, Kamis, menyebutkan bahwa pemberian bantuan itu adalah melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, dalam rentang waktu 20-28 April 2020.
Menurut Aryo Hanggono, bantuan berupa Alat Pelindung Diri (APD) yang diberikan BKKPN Kupang merupakan komitmen KKP untuk mendampingi masyarakat selama bencana wabah COVID-19.
"Bantuan berupa 5.635 buah masker kain dan 4.030 tablet vitamin Becom-C diberikan langsung kepada masyarakat pesisir dan pelaku wisata, sebanyak 1.200 masker untuk keluarga nelayan menengah dan kecil serta penjual ikan di lima wilayah kelurahan Kota Kupang," jelas Aryo.
Selain itu, Aryo juga menjelaskan bantuan juga diberikan langsung kepada nelayan kecil, pembudidaya rumput laut, dan pelaku wisata lokal di empat desa Taman Nasional Laut Sawu sebanyak 2.015 masker dan 4.030 tablet vitamin.
Kemudian, lanjutnya, nelayan kecil dan pelaku wisata lokal wilayah Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra dan wilayah TWP Kepulauan Kapoposang masing-masing diberikan 1000 masker, serta di wilayah TWP Kepulauan Padaido sebanyak 420 masker.
"Penyerahan bantuan dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol COVID-19," tambah Aryo.
Aryo juga menambahkan bahwa pandemi COVID-19 sangat signifikan dampaknya terhadap masyarakat secara luas tidak terkecuali masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan konservasi perairan.
Hal itu, ujar dia, karena selama ini mereka memanfaatkan kawasan konservasi perairan sebagai daerah usaha ekonomi melalui kegiatan penangkapan ikan, budidaya ikan, dan pariwisata alam perairan.
Mengenai penurunan aktivitas di dalam dan di sekitar kawasan konservasi selama pandemi COVID, Aryo menjelaskan bahwa aktivitas penangkapan dan budidaya ikan masih berlangsung, meski demikian kesehatan dan keselamatan nelayan tetap menjadi perhatian.
Kepala BKKPN Kupang, Ikram M. Sangadji menyampaikan bahwa pemberian bantuan kepada masyarakat di kawasan konservasi merupakan bentuk kepedulian pemerintah untuk membantu masyarakat melawan pandemi.
"Penurunan aktivitas pariwisata alam perairan pada masa pendemi COVID-19 diharapkan dapat mempercepat proses recovery secara alami sehingga meningkatkan kesehatan karang, kelimpahan ikan karang, populasi dan kehadiran biota laut yang dilindungi," ungkap Ikram.
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP, Aryo Hanggono, dalam rilis di Jakarta, Kamis, menyebutkan bahwa pemberian bantuan itu adalah melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, dalam rentang waktu 20-28 April 2020.
Menurut Aryo Hanggono, bantuan berupa Alat Pelindung Diri (APD) yang diberikan BKKPN Kupang merupakan komitmen KKP untuk mendampingi masyarakat selama bencana wabah COVID-19.
"Bantuan berupa 5.635 buah masker kain dan 4.030 tablet vitamin Becom-C diberikan langsung kepada masyarakat pesisir dan pelaku wisata, sebanyak 1.200 masker untuk keluarga nelayan menengah dan kecil serta penjual ikan di lima wilayah kelurahan Kota Kupang," jelas Aryo.
Selain itu, Aryo juga menjelaskan bantuan juga diberikan langsung kepada nelayan kecil, pembudidaya rumput laut, dan pelaku wisata lokal di empat desa Taman Nasional Laut Sawu sebanyak 2.015 masker dan 4.030 tablet vitamin.
Kemudian, lanjutnya, nelayan kecil dan pelaku wisata lokal wilayah Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra dan wilayah TWP Kepulauan Kapoposang masing-masing diberikan 1000 masker, serta di wilayah TWP Kepulauan Padaido sebanyak 420 masker.
"Penyerahan bantuan dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol COVID-19," tambah Aryo.
Aryo juga menambahkan bahwa pandemi COVID-19 sangat signifikan dampaknya terhadap masyarakat secara luas tidak terkecuali masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan konservasi perairan.
Hal itu, ujar dia, karena selama ini mereka memanfaatkan kawasan konservasi perairan sebagai daerah usaha ekonomi melalui kegiatan penangkapan ikan, budidaya ikan, dan pariwisata alam perairan.
Mengenai penurunan aktivitas di dalam dan di sekitar kawasan konservasi selama pandemi COVID, Aryo menjelaskan bahwa aktivitas penangkapan dan budidaya ikan masih berlangsung, meski demikian kesehatan dan keselamatan nelayan tetap menjadi perhatian.
Kepala BKKPN Kupang, Ikram M. Sangadji menyampaikan bahwa pemberian bantuan kepada masyarakat di kawasan konservasi merupakan bentuk kepedulian pemerintah untuk membantu masyarakat melawan pandemi.
"Penurunan aktivitas pariwisata alam perairan pada masa pendemi COVID-19 diharapkan dapat mempercepat proses recovery secara alami sehingga meningkatkan kesehatan karang, kelimpahan ikan karang, populasi dan kehadiran biota laut yang dilindungi," ungkap Ikram.